Israel pada hari Selasa menjatuhkan hukuman penjara militer 10 hari kepada seorang komandan tentara di Tepi Barat yang diduduki setelah penyelidikan menembaknya pekan lalu terhadap seorang pengendara mobil Palestina yang ternyata tidak bersalah.
Militer Israel mengatakan bahwa pasukan keamanan yang ditempatkan di pemukiman Israel Rimonim, di sebelah timur Yerusalem, telah menerima laporan tembakan di daerah itu dan, beberapa waktu kemudian, menemukan kendaraan Palestina yang melarikan diri dari tempat kejadian yang mereka yakini di belakang penembakan itu.
Pasukan itu menembak mobil pria Palestina, kata militer, mengenai dan melukai pengemudi. Tentara menangkapnya dan membawanya ke rumah sakit untuk perawatan sebelum membebaskannya keesokan harinya.
Penyelidikan militer Israel menentukan penembakan tentara merupakan kesalahan identitas. “Ini adalah insiden serius di mana pasukan bertindak bertentangan dengan prosedur,” kata tentara, mengumumkan bahwa komandan pasukan itu dijatuhi hukuman 10 hari penjara militer.
Media Palestina mengidentifikasi pengemudi sebagai Mazen Samrat berusia 22 tahun dari sebuah desa dekat kota Palestina Yerikho.
Kelompok hak asasi manusia dan kritikus lainnya telah menuduh tentara Israel dan petugas polisi terlalu cepat menarik pelatuk, terutama sebagai tanggapan atas lonjakan serangan oleh orang Palestina yang telah menewaskan 31 orang tahun ini.
Mereka mencatat bahwa penyelidikan militer Israel terhadap tuduhan kejahatan yang dilakukan terhadap orang Palestina jarang mengarah pada penuntutan di Tepi Barat, yang ditaklukkan Israel bersama dengan Yerusalem timur dan Jalur Gaza dari Yordania dalam perang Timur Tengah 1967.
Menurut kelompok hak asasi manusia Israel Yesh Din, dari 248 penyelidikan kasus bahaya yang ditimpakan pada orang Palestina yang dibuka oleh militer Israel di Tepi Barat antara 2017 dan 2021, hanya 11 dakwaan yang dikeluarkan. Ada lebih dari 1.200 keluhan kesalahan oleh pasukan Israel selama periode itu, artinya petugas menuntut hukum 0,87% dari waktu, dilaporkan Yesh Din.
Hukuman bagi tentara Israel menimbulkan sejumlah masalah politik yang rumit di negara itu, yang mewajibkan wajib militer bagi sebagian besar pria Yahudi. Anggota parlemen sayap kanan merespons dengan marah atas pemberian hukuman kepada komandan pada hari Selasa. “Bangunkan saya dan katakan ini mimpi buruk,” tulis Tally Gotliv, anggota parlemen Partai Likud Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, menambahkan bahwa komandan itu “dihukum karena menjadi pahlawan.”
Militer Israel mengatakan semua divisi tentara akan mengambil “istirahat belajar” untuk meninjau pelajaran dari insiden itu dalam upaya mencegah terulangnya kejadian tersebut.