Jakarta, Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot nyaris 3% ke 6.011,456 sepanjang pekan lalu. Bahkan sebelumnya sempat anjlok ke bawah 5.900. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 1 Februari. IHGS juga sudah mencatat pelemahan dalam tiga pekan beruntun, dengan total 5,45%.
Data pasar mencatat sepanjang pekan lalu investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 2,3 triliun di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp 53,657 triliun sepanjang pekan lalu.
Anjloknya bursa nasional terjadi menyusul kombinasi sentimen negatif dari dalam dan luar negeri. Sentimen negatif dari dalam negeri muncul dari wacana pengurangan investasi saham dan reksa dana BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).
Diketahui BPJS merupakan salah satu investor institusi raksasa sehingga apabila porsi investasi dikerdilkan berpotensi adanya arus uang keluar dari pasar modal dalam jumlah yang lumayan.
Sementara dari luar negeri, Sentimen pelaku pasar memburuk akibat Archegos Capital, perusahaan aset manajemen, yang terkena margin call. Archegos tidak mampu menyediakan tambahan jaminan saat broker memintanya.
Ada kekhawatiran situasi di Archegos bakal berdampak sistemik. Nomura dan Credit Suisse disebut-sebut sebagai kreditur Archegos dalam perdagangan di pasar derivatif, sehingga dua bank kelas ‘paus’ itu tentu akan kena getahnya.
Sementara itu pada perdagangan hari ini, Senin (5/4/2021) IHSG berpeluang bangkit mengingat pada perdagangan terakhir pekan lalu bursa saham AS (Wall Street) melesat, dengan indeks S&P 500 mencatat rekor menembus level 4.000 untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Berapa bursa Asia yang sudah buka pagi ini juga menghijau, indeks Nikkei Jepang menguat 0,5% menjadi indikasi sentimen pelaku pasar cukup bagus untuk menopang IHSG hari ini.
Secara teknikal, IHSG meski masih mampu bertahan di atas level 6.000, tetapi tekanan masih cukup besar sebab berada di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50), bahkan sudah melewati MA 100. Indikator stochastic pada grafik harian nyaris memasuki wilayah jenuh jual (oversold).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik setelah sebelumnya mencapai wilayah oversold.
MA 100 di kisaran 6.050 menjadi resisten terdekat. Hanya penembusan ke atas level tersebut yang bisa membawa IHSG menguat lebih jauh menuju 6.100.
Sementara level psikologis 6.000 menjadi support terdekat. Jika kembali ditembus, IHSG berisiko melemah ke 5.960, sebelum menuju 5.900.
TIM RISET INDONESIA
[Gambas:Video ]
(pap/pap)