Daily Berita

Berita Indonesia Terbaru Hari Ini | Today's Latest Indonesia News

Awas! Harga Batu Bara Bisa Drop, Setelah Sprint Pekan Lalu

Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, Indonesia – Harga batu bara mengalami tren kenaikan minggu lalu. Harga si batu legam kini semakin mendekati level psikologis US$ 90/ton. Namun apabila melihat kenaikan yang tinggi dan sentimen sudah kendor, ada potensi harga batu bara cenderung balik arah minggu ini. 

Di perdagangan terakhir minggu lalu Jumat (12/3/2021), harga kontrak futures (berjangka) batu bara termal ICE Newcastle naik 2,81% ke US$ 87,75/ton. Di minggu lalu, harga batu bara melonjak 5,28% secara point-to-point. Dalam sebulan terakhir, harga komoditas ini meroket lebih dari 7%.

Secara rata-rata, harga batu bara di sepanjang 2021 jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pergerakan harga batu bara dipengaruhi oleh faktor fundamentalnya hingga sentimen. 

Prospek pemulihan ekonomi tahun 2021, ekspansi output perekonomian China yang dibarengi dengan relaksasi kebijakan impor batu bara Negeri Panda di tengah ketatnya pasokan membuat harga bergerak naik. 

Baca:

Winter is Over, Hati-hati Batu Bara!

Momentum tahun baru Imlek serta musim dingin mendongkrak kebutuhan listrik yang juga ikut mengerek naik konsumsi batu bara sebagai bahan bakar pada unit pembangkit listrik. 

Namun sayang, musim dingin akan segera berakhir di China. Marcin Gorski, Analis Cuaca Refinitiv, memperkirakan kondisi hangat akan mendominasi dataran China dalam 10-14 ke depan. Suhu udara diperkirakan 5-10 derajat celcius di atas normal di wilayah utara China.

Akibatnya, impor batu bara China mulai berkurang seiring penurunan kebutuhan penghangat ruangan karena cuaca yang mulai bersahabat. Pada Februari 2021, impor China tercatat 19,62 juta ton dan Maret 2021 hingga akhir pekan ini ada di 14,82 juta ton.

Mulai berlalunya musim dingin juga membuat harga batu bara lokal China melorot. Harga batu bara termal acuan Negeri Tirai Bambu yakni Qinhuangdao kini sudah mendekati RMB 600/ton. Padahal sebelumnya saat Imlek dan musim dingin harganya sempat melonjak ke atas RMB 900/ton.

Cuaca yang menghangat juga terjadi di negara konsumen batu bara utama. Di India, suhu udara diperkirakan 2-4 derajat celcius di atas normal.

Sementara di Korea Selatan dan Jepang, suhu udara diperkirakan 2-4 derajat celcius di atas normal, bahkan dala kondisi tertentu bisa 4-8 derajat celcius di atas normal selama 6-10 hari ke depan.

Melihat kondisi tersebut ada kemungkinan harga batu bara bakal terkoreksi seiring permintaan yang mulai terbatas. 

TIM RISET  INDONESIA

[Gambas:Video ]

(twg/twg)