Jakarta, Indonesia – Sepanjang Maret lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,88% di tengah sentimen negatif yang mewarnai perdagangan pasar saham dalam negeri.
Data BEI mencatat, pada perdagangan terakhir di Maret, Rabu kemarin (31/3/2021), IHSG ditutup ambrol 1,42% meninggalkan level 6.000 ke posisi 5.985,52. IHSG bahkan sempat ambruk ke level terendah harian 5.892.
Sentimen beragam dari global dan domestik, mulai dari kenaikan yield (imbal hasil) obligasi AS, fenomena margin call di pasar saham AS, hingga sentimen komitmen investasi dari BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) yang ingin mengurangi porsi investasi saham dan reksa dana.
BP Jamsostek adalah salah satu institusi dengan dana investasi jumbo di pasar saham.
Baca:Bye Maret! INCO-TINS Jatuh, Deretan Saham Ini Tercuan Sebulan |
Namun pagi ini, ada kabar baik bagi pasar saham dalam negeri. Aktivitas manufaktur Indonesia meningkat tajam pada Maret 2021. Bahkan peningkatannya hingga mencapai posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Aktivitas manufaktur, dicerminkan oleh Purchasing Managers’ Index (PMI), berada di 53,2 pada Mare 2021. Naik cukup tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,9 sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah pencatatan PMI oleh IHS Markit yaitu sejak April 2011.
“Perbaikan yang menembus rekor ini didorong oleh pertumbuhan pesanan baru (new orders) dan produksi (output), keduanya mencapai angka tertinggi sejak survei dilakukan Produksi meningkat lima bulan beruntun karena dorongan permintaan baru,” sebut keterangan tertulis IHS Markit, Kamis (1/4/2021).
Dengan tingginya permintaan dan produksi, perusahaan meningkatkan pemesanan bahan baku. Para responden optimistis bahwa peningkatan produksi akan bertahan lama (sustainable) setidaknya sampai tahun depan.
Tim Riset Indonesia juga menilai ada kabar baik lagi.
Peningkatan produksi membuat kapasitas mulai kembali normal sehingga dunia usaha menghentikan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau merumahkan karyawan. Ini menjadi yang pertama dalam 12 bulan terakhir.
“Sektor manufaktur Indonesia mengakhiri kuartal I-2021 dengan rekor tertinggi, di mana perusahaan menggenjot produksi sebagai respons atas peningkatan permintaan,” papar Andrew Harker, Economics Director di IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
“Hasil positif ini memberi harapan bahwa sektor manufaktur akan menjalani tren kenaikan. Dengan kapasitas produksi yang terus bertambah, pasar tenaga kerja mulai stabil dan jika beban kerja terus bertambah maka kita akan melihat pertumbuhan penyerapan tenaga kerja,” katanya lagi.
Baca:Ambruk Berhari-hari, Awas Forced Sell Mengintai IHSG! |
[Gambas:Video ]
(tas/tas)