Daily Berita

Berita Indonesia Terbaru Hari Ini | Today's Latest Indonesia News

Erick Bawa Kabar Baik dari China, Cek Gerak INCO-ANTM-TINS!

Press Briefing Menlu-Mendag-Men BUMN dari Tiongkok. (Dok: Tangkapan layar)

Jakarta, Indonesia – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir jauh-jauh terbang ke China untuk memastikan komitmen dari perusahaan asal negara tersebut untuk bermitra dengan Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk pengembangan proyek pabrik baterai listrik alias EV Battery.

Erick mengatakan dirinya bertemu dengan dari CBL, konsorsium Tiongkok yang terdiri dari Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL), Brunp, dan Lygend. Partner dari China ini nantinya bakal ikut bermitra dengan IBC untuk menggarap proyek dengan nilai investasi total US$ 5 miliar atau sekitar Rp 72 triliun (Rp 14.400/US$.)

“Saya ingin memastikan, bahwa CBL berkomitmen untuk kerjasama ini dan segera menindaklanjuti nota kesepahaman yang telah ditandatangani sebelumnya. Saya tegaskan, proyek investasi ini didukung penuh oleh pemerintah karena akan memberikan nilai tambah yang besar bagi sektor pertambangan kita,” kata Erick, dalam keterangannya, dikutip Senin ini (5/4/2021).

Kabar pengembangan IBC ini telah membawa dampak beragam pada saham emiten penambang nikel milik BUMN pekan lalu.

Baca:

Resmi! Setor Rp 586 M, Liang Xian Jadi Investor Bank Mayapada

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang jelas-jelas akan terlibat dalam proyek ini, pada perdagangan pekan lalu ditutup di harga Rp 2.240/saham mengalami koreksi 0,44% sepanjang perdagangan Kamis (1/4/2021). Pada hari itu, asing mencatatkan jual bersih (net sell) Rp 61,6 miliar.

Sedangkan net sell dalam satu minggu terakhir, saham ANTM menguat 2,75% dengan asing mencatatkan senilai Rp 105,16 miliar di pasar reguler.

Produsen nikel lainnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada perdagangan akhir pekan lalu harga sahamnya ditutup di Rp 4.480/saham, menguat 2,28% sepanjang hari dengan beli bersih (net buy) Rp 5,23 miliar.

Dalam satu pekan terakhir saham ini menguat 2,75%. Asing mencatatkan net buy senilai Rp 80,44 miliar di pasar reguler sepanjang pekan.

Terakhir adalah saham PT Timah Tbk (TINS). Saham emiten ini tercatat mengalami koreksi 1,86% pada perdagangan akhir pekan lalu ke Rp 1.585/saham. Asing mencatatkan net sell senilai Rp 8,05 miliar di pasar reguler.

Sedangkan dalam sepekan terakhir, harga saham TINS terkoreksi Rp 4,52% dengan asing mencatatkan net sell Rp 13,20 miliar.

Adapun pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN telah melakukan pembentukan IBC. Pendirian IBC merupakan transformasi kemajuan Indonesia ke depan. Adanya pandemi covid-19 mempercepat proses mempercepat transformasi ke arah industri baterai listrik.

Perusahaan holding ini merupakan patungan (joint venture/JV) dari empat perusahaan BUMN antara lain PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)/Inalum atau MIND-ID, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).

Perusahaan ini akan berpartner dengan perusahaan asal Korea Selatan, LG Chem dan perusahaan asal China yakni Contemporary Amperex Technology (CATL).

CEO PT Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya menilai saham-saham pertambangan menarik karena ada keterkaitan dengan mobil listrik. Nikel yang menjadi bahan baku baterai listriknya juga cukup terangkat dengan fakta ini.

Selain itu juga timah juga diperlukan dalam mobil listrik yakni sebagai bahan baku konduktor atau alat pengisi daya. Menurut Bernadus di tahun 2021 ketiga saham yakni INCO, TINS, dan ANTM akan berpotensi menunjukkan hal positif alias berpeluang rebound.

“Kita melihat di tahun 2021, ini performa ketiga emiten ANTM-INCO-TINS atau yang disebut trio macan ini di tahun 2021 masih ada potensi untuk bersinar. Walaupun mengalami koreksi cukup dalam ketika kita bandingkan dengan pertengahan bulan Januari lalu,” jelasnya.

Baca:

Babak Belur Efek Corona, Emiten Mertua Syahrini Rugi Rp 575 M

[Gambas:Video ]

(tas/tas)