Jakarta, Indonesia – Kontroversi vaksin Oxford-AstraZeneca rupanya tak hanya muncul di Eropa, tetapi berlanjut ke Amerika Serikat (AS). Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) AS menyampaikan kekhawatiran atas data yang diberikan oleh AstraZeneca.
Mereka mengatakan AstraZeneca mungkin memasukkan informasi yang sudah kadaluarsa selama uji coba vaksin Covid-19, sehari setelah perusahaan tersebut mengklaim vaksin buatan mereka sangat efektif dalam mencegah penyakit Covid-19.
Baca:Pfizer Diam-Diam Lagi Bikin Vaksin Baru, Lawan Virus Apa Nih? |
Menanggapi hal tersebut, perusahaan farmasi Anglo-Swedia ini mengatakan akan menerbitkan data baru “dalam waktu 48 jam” sebagai tanggapan atas keprihatinan yang diajukan oleh NIAID.
“Dewan Pemantauan Keamanan Data (DSMB) menyatakan keprihatinannya bahwa AstraZeneca mungkin telah memasukkan informasi yang sudah kadaluarsa dari percobaan itu, yang mungkin memberikan pandangan yang tidak lengkap tentang data khasiat,” kata NIAID, mengacu pada DSMB, dikutip Selasa (23/3/2021).
“Kami mendesak perusahaan untuk bekerja sama dengan DSMB untuk meninjau data efektivitas dan memastikan data efektivitas yang paling akurat dan terbaru dipublikasikan secepat mungkin.”
Baca:Ini Penjelasan Soal Kandungan Babi di Vaksin AstraZeneca |
Masalah baru bagi produsen obat itu, yang pada Senin (22/3/2021) mengatakan vaksinnya 79% efektif dalam mencegah Covid-19, muncul ketika negara-negara di Eropa protes atas kekurangan dosis suntikan sekaligus khawatir akan keamanan vaksin tersebut.
Sebelumnya Kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen mengancam untuk menghentikan ekspor vaksin Covid-19 AstraZeneca jika Uni Eropa tidak menerima vaksin sebagaimana yang telah dijanjikan.
Peringatan von der Leyen hadir kala UE berjuang untuk mempercepat vaksinasi di negara-negara anggota. Maklum, sejumlah negara sedang menghadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang diikuti pembatasan terhadap aktivitas publik.
Von der Leyen mengungkapkan AstraZeneca hanya mengirimkan 30% dari total 90 juta dosis vaksin Covid-19 yang dijanjikan akan direalisasikan pada kuartal pertama tahun ini. Komisi Eropa telah mengirim surat resmi berisi protes kepada manajemen AstraZeneca.
Sementara, menambah publisitas negatif untuk AstraZeneca, otoritas Prancis mengatakan mereka sedang menyelidiki kematian seorang mahasiswa kedokteran berusia 26 tahun setelah beberapa hari menerima suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Meski begitu mereka menekankan belum ada hubungan antara kematian dan vaksin tersebut.
[Gambas:Video ]
(sef/sef)