Jakarta, Indonesia– India melakukan pengkajian ulang lebih dalam terhadap efek samping vaksin AstraZeneca. Ini akan dilakukan pekan depan, seiring banyaknya kontroversi yang menyelimuti vaksin keluaran perusahaan Inggris bersama Oxford itu.
India memutuskan untuk meninjau kembali setelah sejumlah negara melakukan menangguhkan peluncuran vaksin di antaranya Denmark, Norwegia dan Islandia. Sebelumnya ada kekhawatiran suntikan menyebabkan pembekuan darah seiring laporan dari penerima vaksin.
Pilihan Redaksi
|
“Kami melihat semua efek samping, terutama efek samping serius seperti kematian dan rawat inap. Kami akan kembali jika kami menemukan sesuatu yang mengkhawatirkan,” kata N.K. Arora, anggota Satuan Tugas Nasional Covid-19 India kepada AFP, Sabtu (13/3/2021).
India telah memberikan setidaknya 28 juta suntikan vaksin dalam program vaksinasi besar-besarannya. Kebanyakan merupakan AstraZeneca yang diproduksi di Serum Institute of India.
New Delhi juga telah memberikan dan mengizinkan ekspor jutaan suntikan ini ke banyak negara. Setidaknya sekitar 70 negara menerima vaksin AstraZeneca buatan India selama beberapa minggu terakhir.
“Tidak ada masalah (di penerima vaksin AstraZeneca India) karena jumlah efek samping sangat, sangat rendah. (Namun), kami melihat kembali (kejadian buruk yang dilaporkan) untuk melihat apakah ada masalah pembekuan darah,” tegas Arora.
Meski begitu, ia mengakui ada kasus kematian, melibatkan 59-60 orang. Namun, tegasnya, semuanya hanya kebetulan. Kasus rawat inap juga tercatat di India. Tapi semuanya tengah diperiksa hubungan kausalitasnya. “
Sebenarnya ada upaya nyata dari pihak kita yang setelah tuntas dilakukan penyelidikan, hasilnya bisa dimasukkan ke ranah publik, di website Kementerian Kesehatan,” ujarnya lagi.
Selain AstraZeneca, India juga menggunakan vaksin sendiri Bharat Biotech’s Covaxin. Setidaknya dua juta orang sudah divaksin di India per Jumat (12/3/2021).
Sementara itu, India mencatat kenaikan kembali kasus corona setelah turun selama berminggu-minggu terakhir. Lonjakan kasus terjadi setiap hari di negara bagian Maharashtra, Kerala, Punjab, Karnataka, Gujarat dan Tamil Nadu.
India telah mendaftarkan 23.285 kasus baru kemarin. Enam negara bagian menyumbang 85,6% dari infeksi baru.Negara bagian barat Maharashtra telah mengumumkan pembatasan baru dan penguncian selama seminggu di salah satu kota besarnya, Nagpur. Pembatasan sosial dan pertemuan publik kembali dilakukan.
[Gambas:Video ]
(sef/sef)