Jakarta, Indonesia – Di awal pekan ini, bursa saham domestik masih berpeluang melanjutkan kenaikan dan menguji level psikologis 6.400. Meski demikian investor tetap perlu waspada terjadi ambil untung.
Sebelumnya, akhir pekan lalu, meski dibayangi tekanan jual pelaku pasar asing sebesar Rp 456,76 miliar, Indeks Harga Saham Gabungan tetap berakhir di teritori positif dengan penguatan sebesar 1,49% ke posisi 6.358,20 poin. Nilai transaksi harian mencapai Rp 13,73 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,30 juta kali.
Pengamat pasar saham MNC Asset Management, Edwin Sebayang berpendapat, setelah selama minggu lalu IHSG menguat sebesar +1.07% tetapi disertai net sell investor ssing sebesar Rp 2,37 triliun, di awal pekan dan dihari-hari mendatang investor lebih sangat perlu memperhatikan gerakan dari yield obligasi AS tenor 10 tahun yang saat ini sudah berada di level 1.6350%.
“Bukan hal mustahil jika yield obligasi AS terus menanjak naik dan berpotensi mencapai 2%-2.5%, maka bisa berpeluang menghantam IHSG cukup keras dan mengirimkan Rupiah di atas Rp 14.500,” kata Edwin Sebayang, Senin (15/3/2021).
Baca:‘Ngamuk’ 6 Pekan Beruntun, Bisa Dong IHSG Tembus 6.400! |
Edwin memproyeksikan, IHSG berpeluang terpapar profit taking di seiring jatuhnya EIDO, mutual fund berjenis ETF di Bursa New York sebesar -0.69% serta turunnya harga beberapa harga komoditas seperti minyak, nikel dan timah rata-rata di bawah 2%.
Oleh sebab itu, MNC Asset Management memperkirakan, hari ini IHSG akan bergerak di rentang 6.307 – 6.401.
Binaartha Sekuritas memaparkan, secara teknikal, berdasarkan rasio fibonacci, adapun support maupun resistance minimum berada pada 6.281.09 hingga 6.394.45. Berdasarkan indikator, MACD, Stochastic dan RSI telah menunjukkan sinyal positif.
“Di sisi lain, terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat,” tulis Binaartha Sekuritas.
Baca:Gairah IHSG Sedang Membuncah, Simak Saham Pilihan Cuan Ini |
[Gambas:Video ]
(hps/hps)