Jakarta, Indonesia – Perlawanan dari kebijakan pemerintah soal larangan pemerintah muncul di jagat maya. Ada aspirasi agar mudik tak dilarang, karena mereka berpendapat ‘Mudik Dilarang Kami Tetap Pulang’.
Fenomena ini bentuk rasa ‘sakit hati’ sebagian masyarakat karena ada larangan mudik 2021.
Pilihan Redaksi
|
Pemerhati Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan aspirasi semacam di media sosial di atas suatu keniscayaan bila kebijakan yang dilakukan pemerintah tak tepat. Ia termasuk yang mendorong agar tak ada larangan mudik, tapi pengaturan ketat soal mudik yang diatur oleh presiden langsung.
“Jangan larang, kata melarang itu menyakitkan, membuat masyarakat menantang. Frasa melarang diganti dengan mengatur,” kata Djoko kepada Indonesia, Rabu (31/3).
Djoko mengatakan tujuan aturan yang ketat dan komprehensif termasuk sanksi-sanksinya diperlukan agar tumbuh kesadaran warga soal mengatasi pandemi saat musim mudik.
“Kita ajak masyarakat mikir, misalnya silakan mudik tapi wajib karantina, kalau positif tanggung biaya sendiri ya,” kata Djoko.
Ia juga berharap agar segera ada aturan tertinggi mengatur soal pergerakan warga saat mudik. Ia berharap langsung dalam peraturan presiden (Perpres).
“Bikin aturan satu saja, masak orang ngapalin, kan banyak zona, satu untuk semua. Apaan itu surat edaran. Buat saja keppres ada sanksi, merujuk ke undang-udang,” katanya