Jakarta, Indonesia – Negara-negara di seluruh dunia sedang berlomba melakukan vaksinasi terhadap warga guna mengatasi pandemi Covid-19. Indonesia, meski berpenduduk terpadat di Asia Tenggara, mencuri perhatian dengan berada di posisi runner up.
Perlombaan vaksinasi tidak terelakkan karena vaksinasi menjadi kunci untuk memutus mata rantai pandemi, yang pada gilirannya akan kembali mempercepat laju perekonomian negara masing-masing. Sebab, nantinya tak akan ada lagi pembatasan sosial.
Tidak heran, vaksin yang baru dikembangkan kini mendapat izin edar darurat, agar bisa segera disempurnakan dan dipakai secara massal. Setidaknya ada lima vaksin yang populer digunakan: Pfizer (Amerika Serikat/AS), Sinovac (China), AstraZeneca (Eropa), Sputnik (Rusia), Novavax (AS), dan Johnson & Johnson (AS).
Di luar itu, ada vaksin Covax yang dikembangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) untuk menekan efek egosentrisme negara maju dalam berebut vaksin. Terbaru, Italia memblokir pengiriman vaksin AstraZeneca-Oxford ke Australia.
Menurut laporan Reuters dan Financial Times pada Kamis (4/3/2021), perusahaan farmasi AstraZeneca meminta izin pengiriman vaksin dari pabriknya di Anagni Italia berjumlah 250.000 dosis. Namun, pemerintah Italia menolak permintaan tersebut.
Pemblokiran terjadi terkait kontrol sementara Uni Eropa atas ekspor vaksin Covid-19 yang dibuat di Benua Biru, menyusul tersendatnya pasokan vaksin AstraZeneca di sana. Manajemen AstraZeneca, sebagaimana diberitakan Internasional, menolak berkomentar mengenai itu.
Di tengah kompetisi demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis vaksinasi di Indonesia bisa selesai dalam 1 tahun. Dia memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mempercepat proses vaksinasi tersebut.
“Saya juga telah perintahkan proses vaksinasi kurang lebih kepada 181,5 juta rakyat Indonesia bisa diselesaikan sebelum akhir tahun 2021 ini,” tuturnya beberapa waktu lalu dalam pernyataan resmi yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Saat ini, Indonesia telah mendapat pasokan 11,7 juta vaksin tambahan untuk vaksinasi tahap ke-2. Menurut Kementerian Kesehatan, pemerintah tahun ini menargetkan pengamanan 340,5 juta dosis vaksin dari lima merek, yakni Sinovac (125,5 juta), AstraZeneca (59 juta), Covax (54 juta), Novavax (52 juta), dan Pfizer (50 juta).
Sampai dengan kuartal I-2022, diharapkan ada tambahan 86,3 juta dosis vaksin dari kelima produsen tersebut. Dengan demikian, pada periode tersebut diharapkan terkumpul 426,8 juta dosis vaksin untuk diberikan kepada 260 juta penduduk Indonesia.