Sangat penting bagi orang tua untuk mengamalkan bacaan surat pendek pada anak, Bunda. Salah satunya surat Al Fatihah.
Ya, surat Al Fatihah merupakan surat pertama dalam Al Quran yang terdiri dari 7 ayat. Termasuk pada kelompok Makkiyyah, yaitu surat yang diturunkan saat Nabi Muhammad di kota Mekkah sebelum hijrah ke Madinah.
Membaca surat ini minimal sebanyak 17 kali dalam sehari, Bunda, sebab ini sesuai dengan jumlah rakaat pada sholat fardhu. Karena seringnya dibaca, Allah SWT menyebut sebagai As-Sab’ul Matsani, yang berarti Tujuh (ayat) yang berulang-ulang.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
“(Surat) alhamdulillah (yaitu Al Fatihah) adalah ummul qur’an, ummul kitab dan as sab’ul matsani” (HR. Tirmidzi).
Dari penamaannya, kata Al-Fatihah berarti pembuka, dan dinamakan juga ummul kitab, atau ummul qur’an. Terdapat pula nama-nama lain surat ini dikutip dari tafsir al-asas, Imam al Qurthubi Rahimahullah, sebagai berikut:
- Ash-Shalah (Shalat)
- Al-Hamdu (Segala pujian)
- Fatihatul Kitab (Pembuka kitab)
- Ummul Kitab (Induk kitab)
- Ummul Qur’an (Induk al-Qur’an)
- As-Sab’ul Matsani (Berulang-ulang)
- Al-Qur’an al-‘Azhim (Semua ilmu al-Qur’an)
- Asy-Syifa’ (Penawar, obat, dan penyembuh)
- Al-Asas (Pondasi)
- Ar-Ruqyah (Ruqyah)
- Al-Wafiyah (Yang menyeluruh)
- Al Kafiyah (Yang sempurna).
Baca Juga : 12 Tugas Malaikat Menurut Al-Qur’an yang Bisa Bunda Ajarkan ke Anak
|
Bacaan surat Al Fatihah dan artinya
Nah Bunda, berikut ini adalah bacaan surat Al Fatihah beserta dengan artinya yang bisa diajarkan pada anak:
1.بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillāhirraḥmānirraḥīm
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
2. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Alḥamdu lillāhi rabbil’ālamīn
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam
3. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ
Ar raḥmānir raḥīm
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
4. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
Māliki yaumid dīn
Pemilik hari pembalasan
5. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
Iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan
6. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
Tunjukilah kami jalan yang lurus
7.صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
Sirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ ḍāllīn
(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Kandungan surat Al Fatihah
|
Mengutip buku berjudul Hidup di Pusaran Al Fatihah (2008), mencakup berbagai macam kandungan yang tidak terdapat pada surat lain dalam Al Quran, antara lain:
- Mencakup pujian, sanjungan, dan pengangungan Allah SWT dengan penyebutan nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha tinggi.
- Surat yang mencakup ketiga macam tauhid, yaitu (1) Rububiyah, diambil dari kalimat Rabb al-alamin; (2) Uluhiyah, diambil dari kata ‘Allah’ dan iyyaka na ‘budu; (3) dan Al Asma’ wa Al Shifat, diambil dari nama-nama dan sifat-sifat Allah yang terkandung di dalamnya.
- Penetapan kenabian, yaitu dari kalimat Ihdina al-shirath al-mustaqim, karena kita tidak mungkin dapat mengetahui jalan yang lurus tanpa adanya risalah kenabian.
- Anjuran agar setiap hambanya berdoa, meminta dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT.
- Di antara adab berdoa adalah memuji-muji Allah SWT dengan menyebut-nyebut nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
- Bantahan terhadap semua kelompok sesat dan menyimpang, karena jalan yang lurus adalah mengetahui kebenaran dan mengamalkannya, sedangkan semua yang menyimpang dan tersesat termasuk menyelisihi hal tersebut.
- Hendaklah selalu memohon hidayah kepada Allah SWT karena hanya Dialah yang berkuasa untuk memberi hidayah dan menyesatkan sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya. Penetapan adanya hisab (perhitungan) dan jaza (pembalasan), serta bawasannya pembalasan Allah SWT sangatlah adil.
- Ikhlas dalam beragama hanya karena Allah SWT semata, juga dalam beribadah dan memohon pertolongan, tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun.
- Penetapan adanya takdir, karena terdapat orang yang ditakdirkan bahagia dan terdapat pula yang sengsara sesuai dengan hikmah dan ilmu Allah SWT.
- Pemahaman tentang takdir ini harus sesuai dengan pemahaman mayoritas ulama sunnah dan tidak mengikuti kelompok yang memiliki paham menyimpang dan sesat.
- Motivasi agar senantiasa beramal saleh supaya kelak dikumpulkan bersama orang-orang saleh pula pada hari kiamat.
- Ancaman agar waspada dan menjauhi jalan kebatilan, supaya tidak dikumpulkan bersama orang-orang ahli batil pada hari kiamat kelak.
Baca Juga : 5 Cara Mendidik Anak dalam Islam, Bunda Perlu Tahu
|
Semoga bermanfaat, Bunda.
(haf/som)