Tanda-tanda haid atau premenstrual syndrome (PMS) bisa berbeda pada setiap wanita. Namun, umumnya wanita yang mengalami tanda-tanda haid atau PMS akan terganggu aktivitasnya.
Menurut penelitian, tanda-tanda PMS terjadi pada sekitar 90 persen wanita usia subur. Biasanya tanda ini akan berakhir sekitar 3 sampai 4 hari setelah pendarahan dimulai.
Baca Juga : Stunting Bisa Dicegah Sebelum dan Saat Hamil, Simak Caranya Bunda
|
“Wanita biasanya mengalami perubahan fisik dan suasana hati sekitar 1 sampai 2 minggu sebelum haid. Sekitar 90 persen wanita mengalami gejala PMS selama siklus reproduksinya,” kata ahli penyakit dalam dan endokrin, Brunilda Nazario, MD, dilansir Web MD.
Perubahan hormon menjadi penyebab tanda dan gejala haid yang bikin Bunda enggak nyaman. Kadar hormon estrogen dan progesteron dapat menurun secara signifikan setelah ovulasi dan menjadi penyebab munculnya tanda haid.
Selain itu, penggunaan bahan kimia bisa juga menjadi penyebabnya. Meski begitu, hal ini belum diteliti lebih jauh, Bunda.
Tanda haid dan ciri hamil
Haid atau PMS dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan tanda awal kehamilan, Bunda. Sebab, PMS dan kehamilan dipengaruhi perubahan hormon yang menyebabkan perubahan fisik dan emosional.
Melansir dari beberapa sumber, berikut 7 tanda haid yang mirip ciri kehamilan:
1. Pendarahan atau bercak
Pendarahan saat haid rata-rata terjadi setiap 25 sampai 30 hari. Beberapa wanita bisa mengalami siklus haid yang berat atau ringan.
Meskipun pendarahan biasanya tidak terjadi selama PMS, beberapa wanita dapat mengalaminya lebih ringan atau dalam bentuk bercak. Tanda ini juga bisa terjadi selama awal kehamilan.
Hampir 15 sampai 25 persen wanita hamil mengalami bercak atau pendarahan ringan selama trimester pertama.
Pendarahan saat implantasi yang terjadi 1 sampai 2 minggu setelah sel telur dibuahi, terjadi lebih ringan daripada pendarahan haid. Bentuk darah berwarna merah muda atau cokelat muda, sementara darah haid berwarna merah cerah.
2. Kram perut
Kram perut dapat terjadi saat haid atau kehamilan, Bunda. Kram perut bisa dimulai pada hari-hari menjelang haid dan berlangsung selama beberapa hari atau lebih.
“Tingkat keparahan kram bisa dalam bentuk nyeri ringan hingga ekstrem yang membuat wanita tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,” kata seorang pendidik perawat, Dr. Deborah Weatherspoon, dikutip dari Healthline.
Kram haid terasa di perut bagian bawah dan dapat menyebar ke punggung bawah hingga paha atas. Kontraksi uterus menjadi penyebab kram ini, Bunda. Kontraksi membantu melepaskan lapisan dalam rahim (endometrium) saat kehamilan tidak terjadi.
Berbeda dengan haid, kram saat kehamilan terjadi saat embrio tumbuh dan meregangkan rahim. rasa kram kehamilan mirip dengan kram yang dialami saat haid.
|
Baca Juga : Cara Minum Pil KB untuk Memancing Haid, Bunda Sudah Tahu?
|
3. Kelelahan
Pada kehamilan, kelelahan dapat terjadi karena peningkatan kadar hormon. Perubahan hormon estrogen dan progesteron dapat meningkatkan suhu inti tubuh dan bikin susah tidur hingga kelelahan.
Sedangkan saat haid haid, ketidakseimbangan neurotransmitter yang disebut serotonin dapat menyebabkan rasa lelah. Serotonin membantu mengatur suasana hati dan siklus tidur tubuh.
Kadar serotonin dapat berubah sepanjang siklus haid seorang wanita, Bunda. Beberapa wanita juga bisa sulit tidur selama haid yang memicu kelelahan di siang hari.
Kelelahan selama haid dapat memicu gejala lain, seperti depresi dan kecemasan, serangan panik, kembung, mudah marah seperti nyeri sendi dan otot.
4. Perubahan suasana hati
Perubahan hormonal yang terjadi selama haid dan kehamilan dapat memengaruhi suasana hati. Bunda bisa menjadi cemas, sedih, atau mudah tersinggung nih.
Perubahan suasana hati yang berlangsung lama mungkin perlu diwaspadai, terutama saat kehamilan. Bila kondisi berlangsung lebih dari 2 minggu, ini bisa mengindikasikan depresi atau gangguan suasana hati lainnya.
5. Payudara terasa sakit
Saat siklus haid dimulai, kadar estrogen akan meningkat dan merangsang saluran ASI di payudara. Sementara kadar progesteron akan meningkat dan membuat kelenjar ASI membesar.
Perubahan ini bisa membuat payudara terasa lunak dan sakit sebelum atau selama haid. Gejala ini cukup ringan, meskipun bisa menyebabkan rasa tidak nyaman.
Sementara saat hamil, payudara akan terasa sensitif dan nyeri saat disentuh. Selain itu, payudara juga terasa lebih berisi dan berat.
Rasa nyeri ini biasanya akan terjadi satu hingga dua minggu setelah hamil. Kondisi tersebut dapat berlangsung beberapa waktu karena kadar progesteron naik selama kehamilan.
6. Konstipasi atau sembelit
Ketika datang bulan, sistem pencernaan akan menurun secara ekstrem. Hal ini dapat menyebabkan konstipasi atau sembelit, Bunda.
Prostaglandin atau zat menyerupai hormon yang menyebabkan kontraksi uterus juga bisa menyebabkan kontraksi di usus. Selain sembelit, Bunda juga bisa mengalami diare selama haid.
Sedangkan saat hamil, perubahan hormon dan tubuh ibu hamil bisa berpengaruh pada sistem pencernaan. American Pregnancy Association (APA) menjelaskan bahwa sembelit wajar dialami Bunda selama hamil.
7. Perut kembung
Perut kembung dapat terjadi selama awal kehamilan. Kondisi ini disebabkan perubahan hormon yang juga dapat memperlambat sistem pencernaan, bikin sembelit, hingga Bunda mengalami perut kembung.
Tak berbeda dengan ciri hamil, perut kembung selama haid juga disebabkan perubahan kadar estrogen dan progesteron. Akibatnya, tubuh menahan lebih banyak air dan garam dari biasanya dan bikin perut kembung.
Tanda haid ini biasanya akan hilang dua sampai tiga hari setelah haid dimulai. Seringkali perut kembung menjadi parah di hari pertama siklus haid.
Baca Juga : Terlambat Haid, Cari Tau Batas Normal dan Penyebabnya Yuk Bun
|
(ank/ank)