Setiap wanita pasti akan mengalami menstruasi. Dalam kaitannya dengan kehamilan, ini merupakan salah satu indikator cara mengetahui masa subur pada wanita, Bunda.
Mengutip laman Planned Parenthood, menstruasi atau haid merupakan proses ketika darah dari rahim keluar dari vagina selama beberapa hari setiap bulannya. Secara umum, Siklusnya sendiri berkisar selama 28 hari.
Namun, ada kalanya siklus haid bisa menjadi tidak teratur. Kondisi ini sering kali dikaitkan dengan penyebab susah hamil. Tapi, hal ini tak berarti Bunda minim berpeluang untuk hamil ataupun sebaliknya.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan sekaligus Konsultan Fertlity dan Hormon Reproduksi, dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K) mengatakan bahwa haid yang tidak teratur dapat berpengaruh terhadap tingkat kesuburan.
“Jadi, haid yang tidak teratur itu menandakan siklusnya tidak berovulasi. Ovulasi ini adalah pecahnya sel telur di saat puncak masa subur,” kata Caronline kepada HaiBunda beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga : 10 Tanda Datangnya Menstruasi, Sakit Kepala hingga Cemas Berlebihan
|
Bagi orang-orang yang memiliki menstruasi atau haid tidak teratur disarankan perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut, demi mengetahui penyebabnya, sehingga bisa mendapat penanganan yang sesuai, Bunda.
Penyebab haid tidak teratur
Nah Bunda, terdapat banyak hal yang bisa menyebabkan haid tidak teratur. Ketika wanita pertama kali mulai menstruasi, mungkin diperlukan beberapa waktu sebelum menstruasinya menjadi teratur.
Menstruasi tidak teratur bisa disebabkan oleh perubahan berat badan, pengobatan, atau penyakit tertentu, Bunda. Mengutip berbagai sumber, secara rinci dijelaskan sebagai berikut:
|
1. PCOS
Sindrom ovarium polikistik atau (PCOS) merupakan kelainan hormonal yang kerap dialami oleh wanita. Kadang-kadang kondisi ini disebut sindrom Stein-Leventhal.
Wanita dengan PCOS tinggi dapat mengeluarkan hormon androgen yang terlampau banyak. Terlalu banyak androgen justru dapat mencegah telur matang berkembang dan dilepaskan oleh saluran tuba.
“Jika seseorang yang tidak menggunakan kontrasepsi dan belum cukup umur untuk menopause dan menstruasi tidak teratur, Anda harus segera memberitahu dokter. Misalnya, jika menderita PCOS, siklus yang tidak teratur dapat meningkatkan risiko kanker rahim,” kata Becky Lynn, MD, direktur Evora Center for Menopause and Sexual Health dilansir lamar Everyday Health.
2. Penyakit tiroid
Penyakit tiroid merupakan gangguan yang disebabkan oleh kelainan fungsi kelenjar tiroid. Ini juga dapat memengaruhi ovulasi dan menstruasi.
Mengutip Medical News Today, gangguan tiroid dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon yang memengaruhi metabolisme tubuh.
3. Berat badan
Kelebihan atau kekurangan berat badan yang parah dapat memicu reaksi berantai dalam tubuh yang mengganggu fungsi hormonal. Hal itu dapat menyebabkan tidak adanya ovulasi atau tidak teratur, yang juga dapat menyebabkan tidak adanya menstruasi atau tidak teratur.
Dalam sebuah studi berjudul Obesity and Menstrual Irregularity: Associations With SHBG, Testosterone, and Insulin, wanita yang kelebihan berat badan lebih mungkin mengalami menstruasi yang tidak teratur, dan mengalami pendarahan dan rasa sakit yang lebih berat daripada wanita yang normal. Kondisi ini karena dampak sel lemak terhadap hormon dan insulin.
4. Alat kontrasepsi
Alat kontrasepsi seperti KB, IUD, implan, dan cincin juga dapat menyebabkan haid tidak teratur lho Bunda.
Mengutip WebMD, tidak sedikit wanita mengalami kram saat menggunakan IUD hormonal. Selama beberapa bulan pertama, mereka mengalami haid tidak teratur bahkan tidak ada menstruasi sama sekali.
Kehamilan jarang terjadi dengan IUD, tetapi jika tidak mengalami menstruasi akan membuat seseorang khawatir secara terus menerus akan hamil, Bunda dapat mempertimbangkan IUD tembaga sebagai penggantinya.
5. Insufisiensi Ovarium Primer
Disebut juga sebagai kegagalan ovarium prematur. Mengutip Very Well Family, ketidakcukupan ovarium primer dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak ada sama sekali.
Kadar estrogen yang rendah terkadang terjadi bersamaan dengan kondisi ini, dan dapat menyebabkan gejala seperti vagina kering, hubungan seksual yang menyakitkan, hot flash (perasaan hangat yang tiba-tiba yang menyertai menopause terjadi pada malam hari dan menyebabkan keringat), sulit tidur, hingga depresi.
Baca Juga : 17 Tanda-tanda Kehamilan Sebelum Telat Haid
|
Semoga bermanfaat, Bunda!
(haf/som)