Bunda, ada banyak manfaat membacakan dongeng untuk anak. Tidak hanya menarik dan menghibur, namun juga memiliki nilai moral yang baik.
Mengutip studi Staden & Watson berjudul When Old is New: Exploring the Potential of Using Indigenous Stories to Construct Learning in Early Childhood Settings pada tahun 2007, dongeng mempunyai kemampuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang bagus untuk anak usia dini.
Selain itu, metode dongeng dapat dijadikan sebagai media membentuk kepribadian dan moralitas mereka. Nah, salah satu dongeng yang bisa Bunda bacakan untuk si kecil adalah cerita rakyat, seperti misalnya kisah lutung kasarung.
Lutung kasarung merupakan salah satu cerita rakyat dari Jawa Barat. Menceritakan tentang perjalanan pangeran Guruminda dari kayangan yang turun ke bumi dalam jelmaan lutung, yaitu sejenis kera hitam berekor panjang.
Dia adalah seorang pangeran yang dikutuk menjadi lutung, dibuang ke Bumi dan tersesat di hutan. Selanjutnya, dia lebih dikenal dengan sebutan lutung kasarung, yang dalam bahasa Sunda berarti lutung yang tersesat.
Baca Juga : 7 Dongeng Anak dari Legenda Cerita Rakyat, Menarik dan Sarat Makna
|
Nah Bunda, bagaimana kisah selengkapnya? Simak ulasan berikut ini ya!
|
Cerita lutung kasarung
Pada suatu hari hiduplah seorang putri bernama Purbasari. Dia merupakan anak bungsu dari Prabu Tapa Agung yang merupakan raja kerajaan Pasir Batang.
Purbasari memiliki sifat yang baik dan suka menolong. Selain itu, dia juga memiliki paras yang cantik dan rupawan, setiap orang yang melihatnya pasti akan jatuh hati pada pandangan pertama.
Sayangnya kecantikan dan kebaikan hati Purbasari tidak menurun pada kakak sulungnya Purbararang yang berperilaku buruk. Kasar, congkak, kejam, dan dengki terhadap siapapun. Itulah gambaran dari sifatnya.
Setelah memimpin kerajaan cukup lama, Prabu Tapa Agung berniat turun tahta. Sang Prabu telah mengamati sejak lama bahwa Purbasari adalah sosok yang paling pantas untuk menjadi suksesornya.
Mendengar penunjukan tersebut, Purbararang sangat marah mendapati tahta kerajaan jatuh kepada adik bungsunya dan tidak kepada dirinya. Maka, berselang beberapa hari setelah penobatan Purbasari menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang, Purbararang menghubungi Raden Indrajaya tunangannya.
Keduanya kemudian meminta bantuan dukun sakti untuk mencelakai Purbasari yang bernama Ni Ronde. Mereka meminta bantuan dukun itu agar menyihir Purbasari. Lantas, berselang beberapa hari kemudian, tubuh Purbasari bermunculan bercak-bercak hitam yang mengerikan.
Melihat hal itu, sang Prabu mencoba memanggil beberapa tabib untuk mengobatinya, namun tidak seorang pun yang berhasil menyembuhkannya. Sang kakak, Purbararang tidak tinggal diam. Dia mengambil kesempatan untuk menghasut ayahnya agar Purbasari diasingkan ke tempat yang jauh.
Sang Prabu yang termakan oleh hasutan puterinya, dengan berat hati memutuskan untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sehingga Purbararang berhasil mengambil alih tahta kerajaan.
Di tempat lain, terjadi gonjang ganjing masalah besar di kayangan. Pangeran Guruminda tidak berkenan menikah dengan bidadari di sana. Dia turun ke bumi dan tiba di hutan tetapi tidak dengan bentuk aslinya yang gagah dan tampan. Melainkan menyamar menjadi seekor lutung.
Dalam waktu singkat saja, pangeran Guruminda atau lutung kasarung sudah menjadi raja para kera di hutan tersebut. Bersamaan dengan itu, Purbasari juga tengah berada di sana. Mereka dipertemukan sekaligus menjelaskan asal-usul masing-masing.
Singkat cerita, sang pangeran mengetahui keburukan dan kekejaman dari Purbararang dan benar-benar ingin memberi pelajaran kepadanya. Maka, ketika dia mendengar rencana Purbararang mencari hewan persembahan di hutan, pangeran Guruminda yang menjelma sebagai lutung membiarkan dirinya tertangkap.
Sebelum dijadikan hewan persembahan, tiba-tiba dia mengamuk dan menimbulkan kegaduhan di kerajaan Pasir Batang. Bahkan para prajurit kerajaan yang berniat meringkusnya dibuat tidak berdaya.
Melihat kondisi prajuritnya yang terus terdesak. Purbararang meminta Uwak Barata Untuk menjinakkannya. Dia seperti tidak berniat menyakiti Uwak Batara dan membiarkan menangkapnya.
Purbararang segera meminta Uwak Batara membuang lutung tersebut ke hutan, tempat dimana Purbasari diasingkan. Dia menghendaki Purbasari tewas dimangsa yang dianggapnya sebagai hewan buas.
Ya, lutung kasarung menjadi penjaga sekaligus menjadi sahabat dekat Purbasari. Dengan keberadaan disisinya membuat kesedihan Purbasari perlahan hilang. Dia mendapatkan sahabat yang menghibur dan melindunginya.
Suatu hari, tanpa diketahui Purbasari, dia memohon agar dapat menyembuhkan penyakit Purbasari. Beberapa saat kemudian, doanya terkabul. Tanah di sekitarnya tiba-tiba berubah menjadi sebuah telaga kecil.
Air telaga yang mengalir berasal dari telaga kecil yang murni bersih dan dengan doa-doa dari para dewa. Dia segera menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. Tidak lama setelah berendam di telaga itu, seluruh bintik-bintik hitam di kulitnya langsung hilang tanpa meninggalkan bekas sama sekali. Kulitnya kembali bersih, halus dan menjadi cantik seperti semula.
Sejak itu, Purbasari semakin senang dan sayang kepada lutung kasarung. Dia pun semakin betah tinggal bersamanya di hutan itu dan hewan-hewan lainnya. Di waktu yang bersamaan, Uwak Batara datang ke hutan itu untuk melihat keadaan Purbasari.
Betapa terkejutnya dia, melihat perubahan pada fisik Purbasari. Dia pun kemudian mengajak sang Putri untuk kembali ke istana.
Kabar mengenai kembalinya Purbasari sampai ditelinga Purbararang. Dia tidak percaya dengan hal ini, kemudian dia mengajak tunangannya untuk melihat kebenaran berita tersebut. Dia terkejut melihat Purbasari telah kembali cantik dan rupawan. Malahan, Purbasari terlihat semakin mempesona.
Setibanya di istana, mereka disambut gembira oleh seluruh keluarga kerajaan, kecuali Purbararang dan Raden Indrajaya, karena merasa posisinya terancam.
Dia pun memutar otak mencari cara untuk kembali menyingkirkan adiknya tersebut, bahkan kali ini dia menawarkan syarat kepada Purbasari jika ingin kembali ke istana harus mengalahkannya soal rambut.
Singkat cerita, rambut Purbararang hanya sebetis kalah panjang dengan rambut Purbasari yang setumit. Purbararang tidak kuasa menahan malu mendapati kekalahannya. Namun, dia tidak kehabisan akal. Kemudian dia menantang kembali Purbasari untuk beradu ketampanan calon suami.
Perlombaan pun dimulai. Dengan bangga, Purbararang kembali masuk ke perlombaan sambil menggandeng tangan Raden Indrajaya, tunangannya. Purbasari hanya terdiam, dia tidak punya calon suami.
Purbasari hendak mengakui kekalahannya. Namun lutung kasarung menarik-narik tangannya dan menunjuk dirinya. Melihat itu, Purbararang tertawa meledek mendapati tunangan adiknya adalah seekor lutung.
Tiba-tiba, dia duduk bersila dengan mata terpejam. Mulutnya terlihat komat-kamit. Tiba-tiba asap tebal menyelimuti tubuhnya. Tidak butuh waktu yang lama, sosok lutung kasarung dengan wajah jelek,menghilang berganti menjadi sosok pangeran Guruminda yang tampan dan gagah.
Baca Juga : Bawang Merah Bawang Putih, Dongeng Anak yang Sarat Pesan Moral
|
Terkejutlah semua orang-orang yang berada disana. Sebab ketampanan pangeran Guruminda melebihi ketampanan Raden Indrajaya tunangan dari Purbararang. Dengan demikian, Purbararang telah mengalami kekalahan dari tantangan yang dibuatnya sendiri.
(haf/som)