Daily Berita

Berita Indonesia Terbaru Hari Ini | Today's Latest Indonesia News

Abortus Imminens Jadi Ancaman Keguguran Hamil Muda, Kenali Faktor Risikonya Bun

Jakarta

Pendarahan saat hamil perlu diwaspadai ya, Bunda. Kondisi ini bisa jadi pertanda Bunda mengalami abortus imminens lho.

Abortus imminens merupakan pendarahan vagina yang terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Dalam istilah medis, abortus imminens dikenal juga dengan nama threatened abortion.

Baca Juga : Bunda Alami Perdarahan Saat Hamil, Tanda Keguguran?

Dilansir Healthline, pendarahan yang terjadi saat hamil terkadang disertai kram perut. Gejala ini bisa menunjukkan bahwa wanita mengalami keguguran yang disebut abortus imminens.




Perlu Bunda tahu, pendarahan vagina memang cukup sering ditemukan pada ibu hamil. Sekitar 20 hingga 30 persen wanita akan mengalami pendarahan kurang dari 20 minggu kehamilannya. Sekitar 50 persen akan mengandung bayi mereka sampai cukup bulan.

Menurut penulis buku After Miscarriage, Krissi Danielsson, abortus imminens merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pendarahan abnormal dan sakit perut yang terjadi saat Bunda masih hamil. Pada kondisi ini, serviks menjadi membesar dan bisa mengindikasikan keguguran.

“Meskipun pendarahan vagina sering terjadi di tahap awal kehamilan, apa pun bentuknya bisa menjadi ancaman keguguran,” kata Danielsson, mengutip Very Well Family.

Penyebab dan faktor risiko abortus imminens

Penyebab pasti abortus imminens tidak diketahui secara pasti, Bunda. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita mengalami kondisi ini selama trimester pertama, yakni:

1. Pernah mengalami keguguran

2. Masalah kromosom pada janin atau janin abnormal

3. Penggunaan narkoba, alkohol, atau merokok

4. Terpapar obat atau bahan kimia tertentu

5. Berat badan berlebih atau obesitas

6. Masalah pada plasenta atau kondisi rahim abnormal seperti kelainan rahim atau fibroid.

7. Berusia lebih tua atau usia Bunda di atas 35 tahun

8. Ada trauma di perut karena benturan atau stres

9. Infeksi bakteri atau virus selama kehamilan

10. Produksi hormon tidak cukup dan menyebabkan keguguran

11. Penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, diabetes tidak terkontrol, penyakit ginjal, dan kelainan kelenjar tiroid.

Gejala abortus imminens

Pendarahan yang terjadi kurang dari 20 minggu dapat menjadi gejala abortus imminens, Bunda. Wanita dengan kondisi ini akan mengalami kram perut atau nyeri perut bawah di satu sisi, kedua sisi, atau di bagian tengah. Rasa sakit ini bisa menjalar hingga ke punggung bawah, bokong, dan alat genital.

Beberapa di antaranya mungkin mengeluarkan gumpalan jaringan dari vagina. Pendarahan juga mungkin hanya berupa bercak kecil atau berat dan disertai demam. Bila Bunda mengalami salah satu gejala ini, segera hubungi dokter kandungan untuk penanganan yang tepat ya.

Ilustrasi pemeriksaan kehamilan/ Foto: iStock
Baca Juga : 5 Asupan Makanan untuk Mengatasi Kaki Bengkak saat Hamil

Pemeriksaan dan diagnosis

1. Tes hCG

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan jika melihat adanya ancaman abortus imminens di kehamilan. Salah satunya, adalah tes darah hCG.

Tes ini akan mengukur seberapa banyak human chorionic gonadotropin (hCG) ada di dalam darah Bunda. Hormon hCG diproduksi oleh jaringan yang membantu merangsang produksi progesteron selama trimester pertama kehamilan.

“Hormon ini adalah kunci kehamilan yang sehat,” ujar Danielsson.

Standar untuk menilai abortus imminens di awal kehamilan membutuhkan setidaknya dua kali pemeriksaan hCG dengan jarak dua hari. Cara ini dilakukan untuk menilai apakah tingkat hCG naik atau turun.

2. Ultrasografi (USG)

Pemeriksaan USG juga dapat membantu menentukan banyak pendarahan yang terjadi. Selain itu, pemeriksaan ini bisa mengetahui gambaran janin dalam kandungan.

“Sementara itu, pemeriksaan ultrasound juga dilakukan dan perlu diulang beberapa hari atau dalam waktu seminggu untuk diagnosis abortus imminens, di mana janin telah meninggal tetapi tubuh belum menyedarinya,” kata Danielsson.

USG transvaginal biasanya dipilih karena lebih akurat daripada USG perut pada awal kehamilan. Selama pemeriksaan dengan USG transvaginal, dokter akan memasukkan alat USG (probe) sekitar 2 atau 3 inci ke dalam vagina. Probe menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk mengambil gambar organ reproduksi dan memungkinkan dokter untuk melihatnya secara lebih rinci.

3. Pemeriksaan panggul

Dalam pemeriksaan ini, Bunda akan berbaring telentang dengan lutut ditekuk. Dikutip dari Emedicine Health, di posisi ini, Bunda akan menjalani pemeriksaan spekulum, yakni saat alat logam atau plastik dimasukkan ke dalam vagina.

Saat dinding vagina terbuka, dokter akan melihat mulut rahim dan mengecek kondisinya. Jika banyak darah atau gumpalan, dokter akan menggunakan kain kasa untuk mengatasinya.

Cara lain yang dilakukan dokter adalah dengan memasukkan jari-jari ke dalam vagina. Dokter akan merasakan apakah mulut rahim Bunda terbuka atau apakah ada tanda-tanda infeksi di sana. Saat melakukan tindakan ini, dokter juga akan meraba perut Bunda.

Mengatasi abortus imminens

Kebanyakan kasus keguguran memang tidak dapat dicegah. Namun, jika Bunda didiagnosis abortus imminens, dokter dapat melakukan tindakan untuk mencegah keguguran.

Dalam kebanyakan kasus, gejala akan mereda dan kehamilan bisa terus berlanjut. Terkadang, perawatan yang diberikan juga menyesuaikan gaya hidup untuk mencegah komplikasi.

Berikut cara mengatasi abortus imminens:

1. Istirahat total atau bed rest sementara waktu untuk memulihkan tubuh.

2. Tidak melakukan hubungan seksual sampai gejala hilang.

3. Suntik atau konsumsi suplemen progesteron untuk meningkatkan hormon ini dalam tubuh.

4. Diberikan imunoglobulin Rh jika Bunda memiliki darah Rh-negatif dan bayi yang sedang berkembang memiliki darah Rh-positif.

5. Tidak menggunakan tampon atau memasukkan apa pun ke dalam vagina.

Baca Juga : Bunda Wajib Tahu, Ini Pentingnya Pemeriksaan Antenatal Care Selama Kehamilan

Simak juga faktor-faktor pemicu keguguran yang perlu Bunda tahu, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/som)