Kepala peyang pada bayi bisa terjadi karena bawaan lahir, bisa juga setelahnya. Hal ini tidak memengaruhi perkembangan dan fungsi otak Si Kecil, namun kepala peyang dapat menyebabkan bentuk wajahnya menjadi tidak simetris.
Dalam istilah medis, kondisi ini disebut Plagiocephaly atau flat head syndrome. Tulang tengkorak Si Kecil yang baru lahir masih sangat lunak dan fleksibel, sehingga dapat berubah bentuk jika ada tekanan dalam jangka waktu yang lama.
Baca Juga : Bayi 3 Bulan Belum Bisa Tengkurap? Begini Penjelasannya, Bunda
|
Jenis kepala peyang
Ada dua jenis plagiocephaly yaitu plagiocephaly posisi dan plagiocephaly bawaan. Plagiocephaly posisi, juga disebut plagiocephaly deformasi adalah jenis sindrom kepala datar yang paling umum. Menurut American Academy of Family Physicians, itu dapat terjadi kepada 50% bayi.
Plagiocephaly bawaan, juga dikenal sebagai craniosynostosis, adalah cacat lahir yang langka. Pada bayi dengan kondisi ini, ruang berserat di antara tulang tengkorak, yang dikenal sebagai jahitan, tutup sebelum waktunya. Ini menghasilkan kepala berbentuk abnormal. Plagiocephaly bawaan terjadi di satu dari setiap 2.000 hingga 2.500 kelahiran.
|
Cara mengidentifikasi kepala peyang
Mungkin perlu beberapa bulan untuk mengetahui adanya tanda-tanda yang menunjukkan kepala peyang. Bunda dapat memeriksanya sewaktu mandi ketika rambut Si Kecil basah dan bentuk kepala mereka paling terlihat.
Tanda-tanda flat head syndrome dapat terlihat dari bentuk kepala. Alih-alih bulat, kepala mungkin tampak miring di area tertentu. Bentuk kepala yang tidak rata menyebabkan telinga pun tampak tidak sejajar. Selain itu, ada titik botak di salah satu area kepala, dan kurangnya titik lemah atau fontanel di kepala.
Baca Juga : Jenis Bintik Merah Pada Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya
|
Bunda, simak juga tips merawat bayi baru lahir dalam video di bawah ini, yuk:
[Gambas:Video Haibunda]