Masa pandemi membuat anak-anak menghabiskan banyak waktu di rumah saja. Tak heran kalau anak jadi sering ngemil tapi sedikit gerak. Ini yang membuat anak-anak berisiko kelebihan berat badan atau obesitas. Bunda tentu mau dong kalau si Kecil memiliki tubuh sehat dengan berat badan yang ideal seusianya?
Paul Young, M.D., dokter anak, mengaku sering mendapat pertanyaan dari banyak orang tua yang ingin tahu apakan anaknya kegemukan atau kekurusan untuk anak-anak seusianya. Namun, Young mengingatkan, pertumbuhan anak-anak itu berbeda. Jadi wajar saja jika berat dan tinggi badan anak-anak pada usia yang sama bervariasi.
Baca Juga : Bingung Cek Berat Ideal Anak Sesuai Usia, Ini Caranya Bunda
|
“Yang lebih penting adalah anak Anda tumbuh dengan baik,” kata Young dikutip Baby Center.
Dikutip Complete Family Nutrition, ahli nutrisi Jane Clarke mengatakan apabila dibiarkan banyak anak yang kelebihan berat badan, maka anak-anak ini akan tetap seperti itu saat dewasanya. Artinya, anak-anak ini bisa memiliki masalah kesehatan di kemudian harinya.
“Untuk menjaga berat badan yang sehat untuk tinggi badan mereka, Anda dapat membantu anak Anda membuat perubahan kecil namun signifikan,” kata Clarke.
Bunda tentu menyadari, anak-anak zaman sekarang menjalani kehidupan yang jauh lebih tidak aktif dibanding generasi sebelumnya. Anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di depan komputer dan TV daripada bermain di luar. Kebiasaan makan juga berubah. Camilan berkalori tinggi juga meningkat, dan itu karena banyaknya makanan yang tersedia dan menggiurkan.
|
“Banyak keluarga telah kehilangan kepercayaan diri dan keterampilan -atau sama sekali tidak berpikir mereka punya waktu-sehingga mereka mungkin memilih makanan siap saji dan diproses berlebihan dan dibawa pulang, yang bisa untuk dimasak- tinggi lemak, garam, dan gula,” ujar Clarke.
Lantas, seperti apa berat badan yang sehat itu? Profesional kesehatan menggunakan BMI (indeks massa tubuh) untuk menilai apakah seseorang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, kurus, atau berat badan yang sehat
Menurutnya, anak dengan berat badan sehat itu penting, Bunda. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan berat badan yang sehat cenderung bugar dan lebih percaya diri, lebih jarang menderita penyakit, lebih mampu belajar, dan kecil kemungkinannya untuk diintimidasi di sekolah.
“Anak-anak yang kelebihan berat badan yang tetap kelebihan berat badan saat dewasa berisiko mengalami masalah kesehatan yang serius, termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, osteoartritis, dan beberapa jenis kanker,” jelas Clarke menambahkan.
Karenanya, Bunda perlu memikirkan tentang menghentikan kebiasaan yang tak sehat untuk berat badan dan tubuh. Cobalah berolahraga bersama keluarga, sehingga menyenangkan untuk semua
Berikut beberapa langkah untuk menciptakan perubahan agar anak memiliki berat badan sehat:
1. Makan bersama
Orang tua mungkin sulit untuk makan bersama anak setiap hari jika bekerja, namun usahakan paling tidak duduk bersama anak-anak saat mereka mendirikan tenda di rumah atau permainan lainnya. Cobalah mempelihatkan cara makan yang baik untuk mengajarkan anak-anak, seperti makan perlahan dan menikmati makanannya.
“Minta pengasuh untuk melakukan hal yang sama saat Anda tidak ada,” kata Clarke.
2. Porsi anak
Bunda dapat menebak berapa banyak yang dibutuhkan seorang anak dari kebiasaanya. Tapi, Bunda malah memberi makan anak terlalu banyak. Piring kecil lebih baik dari piring dewasa. Jika anak minta tambah lagi, mintalah anak menunggu beberapa saat sampai makanannya habis. Jika mereka masih lapar, beri lagi.
3. Membuatnya penuh warna
Cobalah untuk menyajikan piring warna-warni yang memikat anak untuk makan dan pada saat yang sama memberi anak banyak rasa dan tekstur makanan bergizi yang berbeda dan memuaskan untuk membantu menurunkan berat badan.
4. Hindari gangguan
Jika anak-anak makan sambil menonton TV atau bermain game, otak anak tidak mengenali bahwa mereka makan dan akan terus makan jauh lebih banyak daripada yang dibutuhkan atau inginkan.
Jadikan makan sebagai hal sosial untuk dinikmati, sehingga anak memperhatikan dan menghargai makanan yang dimakan daripada sekedar memuaskan rasa lapar mereka.
5. Buatlah yang enak
Anak-anak tidak akan menikmati dada ayam tanpa kulit yang lembut dan salad tanpa saus. Usahakan agar protein dan bahan utama menarik dan enak, mungkin dengan saus, tapi seimbangkan dengan sayuran yang segar dan segar yang dimasak dengan sederhana, sehingga tidak semuanya berkuah dan berlemak.
6. Perhatikan pola makan
Setiap anak berbeda, dengan lebih banyak kelaparan di pagi hari, yang lain lebih suka makan lebih banyak di kemudian hari. Dengan mengingat kebiasaan, ada baiknya untuk menjalankan pola makan terstruktur, dengan tiga kali makan sehari dan camilan kecil yang sehat pada pagi dan sore hari.
7. Masak bareng
Banyak anak bosan dengan perjalanan belanja sehari-hari, tetapi jika Bunda melibatkan diri dalam memilih makanan keluarga, anak cenderung akan tertarik. Dorong anak untuk melihat dan bergabung saat Bunda memasak, sehingga mereka dapat melihat bahwa makanan adalah hal yang sensoris dan menyenangkan dan harus diperlakukan dengan hormat.
8. Apakah sudah selesai?
Jangan selalu memaksa anak untuk menghabiskan semua yang ada di piring sebelum mereka meninggalkan meja. Tetapi ketika anak mengatakan sudah cukup, jelaskan bahwa begitu anak meninggalkan meja, makanan telah selesai. Kalau tidak, anak hanya akan terbiasa kembali ke dapur karena terlalu banyak camilan yang tidak sehat dan berakibat buruk pada berat badannya.
Baca Juga : Curahan Hati Tya Ariestya Usai Buku Dietnya Dikritik Ahli Gizi
|
(fia/fia)