Jakarta, Indonesia – Rencana besar-besaran Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk membantu ekonomi di tengah pandemi corona sepertinya ‘gagal total’ melepas nasib suram Wall Street, Jumat (15/1/2021).
Indeks utama di bursa tersebut bahkan kehilangan kekuatan di minggu terakhir masa kepresidenan Donald Trump.
Dow Jones turun 0,6% ke 30.814,26. Sementara S&P 500 kehilangan 0,7% dan ditutup di 3.768,25.
Baca:No Kaleng-kaleng! Biden Tebar Stimulus Raksasa US$ 1,9 T |
Indeks Nasdaq, yang kaya teknologi, juga harus kehilangan 0,9% atau turun ke 12.998,50. Ini menggarisbawahi penurunan Wall Street dari rekor yang dibuat minggu lalu.
Secara keseluruhan Dow kehilangan 0,9% untuk minggu ini. Sementara Nasdaq dan S&P kehilangan 1,5%.
Baca:Ngeri! Amunisi Terakhir Trump ‘Hajar’ Investasi China |
Pasar mendapat sentimen negatif dari pemberitaan soal penjualan ritel Desember yang turun lebih jauh dari yang diharapkan. Karena konsumen dan bisnis masih berjuang di tengah pandemi corona.
Departemen Perdagangan mencatat penjualan ritel turun 0,7% pada Desember meskipun ada belanja liburan. Mengutip AFP, analis berujar ini memberikan pandangan bahwa ekonomi masih jauh dari pulih.
Paket Biden sendiri dikhawatirkan akan berimplikasi pada kenaikan belanja pemerintah yang dapat menyebabkan kenaikan pajak lebih tinggi. Menurut catatan Wells Fargo Advisors, hal ini tak disukai para traders Wall Street.
Sementara bank-bank besar mengumumkan laporan pendapatan yang beragam sambil berharap vaksin akan membawa penurunan kasis Covid-19. JPMorgan melaporkan rekor laba kuartalan sebesar US$ 12,1 miliar, tetapi Citigroup mengatakan pendapatannya turun tujuh persen menjadi US$ 4,6 miliar.
Saham JPMorgan jatuh 1,2% menjadi $ 138,64 pada penutupan. Sementara Citigroup tenggelam 6,9% menjadi $ 64,23.
[Gambas:Video ]
(sef/sef)
More Stories
Saatnya Kulik Potensi Cuan Dari Saham BBRI
Wall Street Tumbang-Bursa Asia Terkapar, IHSG Apa Kabar?
Waspada IHSG! Minim Katalis, Hari Ini Bisa Terjungkal