Jakarta, Indonesia – Bursa Asia kembali dibuka melemah pada Jumat (5/3/2021), di tengah melemahnya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Kamis (4/3/2021) waktu setempat seiring aksi jual yang belum mereda di pasar saham AS tersebut.
Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,71%, Hang Seng Hong Kong ambles 1,95%, Shanghai Composite China ambrol 1,15%, Straits Times Index (STI) Singapura melemah 0,6%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,24%.
Beralih ke Negeri Adidaya (AS), bursa saham Wall Street kembali berjatuhan pada perdagangan Kamis kemarin setelah sebelumnya sempat dibuka di zona hijau.
Indeks Dow Jones merosot 1,11% ke level 30.924,14, S&P 500 minus 1,34% ke 3.768,47 dan Nasdaq paling parah ambrol 2,11% ke 12.723,47. Nasdaq yang merupakan indeks saham teknologi kini membukukan kinerja negatif 1,3% di tahun ini.
Saham teknologi pun anjlok karena mereka dikenal rakus menerbitkan obligasi, yang beban bunganya meningkat ketika imbal hasil (yield) obligasi acuan naik.
Pelaku pasar juga menghindari saham teknologi dan memilih mendiversifikasi dananya untuk memburu saham-saham siklikal, menyambut pemulihan ekonomi di tengah kemajuan program vaksinasi di berbagai negara dunia.
Jebloknya Wall Street terjadi setelah ketua The Fed, Jerome Powell gagal menyakinkan pasar jika kebijakan moneternya tidak akan dirubah dalam waktu dekat.
Baca:Hantu Yield US Tresury, Bikin IHSG Ketakutan untuk Naik |
Berbicara mengenai kondisi ekonomi AS yang dipandu Wall Street Journal, Powell mengatakan pembukaan kembali perekonomian membuat inflasi naik untuk sementara. Ia juga menekankan The Fed akan bersabar untuk merubah kebijakannya meski inflasi naik.
Powell juga mengakui kenaikan tajam yield obligasi pemerintah AS (Treasury) dalam waktu singkat menjadi perhatiannya, namun The Fed perlu melihat kenaikkan yield dengan spectrum yang lebih luas sebelum mempertimbangkan mengambil langkah untuk meredamnya.
Bukannya menurun, yield Treasury justru makin menanjak merespon pernyataan Powell, alhasil Wall Street pun merosot.
Pelemahan bursa saham Paman Sam terjadi di tengah kabar positif yang juga datang di pasar keuangan AS, di mana data klaim awal pengangguran pekan lalu menunjukkan hasil yang positif.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data klaim awal pengangguran pada pekan lalu berada di angka 745.000 atau lebih baik dari ekspektasi ekonom dalam survey Dow Jones, yang memprediksi ada 750.000 klaim baru yang diajukan.
TIM RISET INDONESIA
[Gambas:Video ]
(chd/chd)