Daily Berita

Berita Indonesia Terbaru Hari Ini | Today's Latest Indonesia News

Erick Thohir, Film Tjoet Nya’ Dhien dan Nasib Bioskop Indonesia

Menteri BUMN, Erick Thohir  (Dok.BUMN)

Jakarta, Indonesia – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menghadiri penayangan perdana Film Tjoet Nya’ Dhien di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (20/5/2021). Film produksi tahun 1986 garapan Eros Djarot itu merupakan hasil restorasi yang dilakukan di Belanda dan ditayangkan bersamaan dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional. 

Ditemui selepas menyaksikan film tersebut, Erick memberikan kesan dan pesannya. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kisah pahlawan asal Aceh itu.

“Apa yang kita pelajari adalah penting bahwa bangsa besar adalah bangsa yang belajar dari sejarahnya,” ujar Erick. “Bangsa besar adalah bangsa yang mencintai karya seninya. Hari ini kita lihat bagaimana di tahun 1986 karya sebagus itu bisa dibuat. Hari ini Hari Kebangkitan Nasional, saya sama Pak Eros dan senior di sini, kita mau sineas muda terbebas dari kondisi pandemi,” lanjutnya.

Ketika dihubungi perihal inisiasi memutar kembali film Tjoet Nya’ Dhien hasil restorasi di Belanda, Erick mengaku terketuk hatinya selaku putra bangsa.

“Orang Belanda saja mau perbaiki film ini, masa kita sebagai pemerintah nggak hadir? Saya dengan ketulusan saya bilang mau bantu supaya juga ini perjuangan luar biasa ya, di tahun 1980 film susah dibuat isinya luar biasa,” katanya.

Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) itu pun memetik hikmah dari film Tjoet Nya’ Dhien.

“Saya catat ada dua. Bagaimana kehancuran sebuah bangsa dan perjuangan karena diri sendiri. Kedua kalau kita nggak disiplin dan kompak, saya di sini nggak ada maksud apa-apa, saya melihat ini dengan Yayasan BUMN mau bantu saja, kita banyak kerja sama dengan film nasional baik secara pribadi dan di pemerintah,” ujar Erick.

Baca:

Sah! Erick Tunjuk Djoko Sarwono Jadi Dirkeu Barata Indonesia

Ia pun berkeinginan setiap tahun Indonesia memiliki film bertemakan perjuangan semacam film Tjoet Nya’ Dhien. Tujuannya agar generasi muda melihat perjuangan para pendahulunya.

“Covid-19 pun mengajarkan kita harus cinta bangsa kita, nasionalisme harus dibentuk. Film perjuangan penting ada setiap tahun. Kita akan coba bantu,” kata Erick.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, langkah-langkah Kementerian BUMN membangun ekosistem yang baik untuk perfilman Indonesia.

“Satu, kita ingin Telkom, Telkomsel, jadi agregator konten lokal di dunia film, musik, dan lain-lain. Kedua, kita minta PFN jangan bersaing membuat film tapi PFN justru kita mau jadikan lembaga pembiayaan film,” ujar Erick.

“Tidak mudah. Kita sedang pelajari 7 bulan. Ini risikonya besar buat film, tapi ekosistem ini yang kita harapkan kami pada kesempatan tadi BUMN bisa hadir untuk kontribusi lain,” lanjutnya.

Pendiri Mahaka Media itu pun bicara soal langkah mendorong agar masyarakat kembali ramai-ramai mendatangi bioskop. Inti dari semua itu adalah Indonesia Sehat.

“Kalau prokes (protokol kesehatan) ini kita disiplin, kita ke bioskop ke keramaian dengan prokes, insya allah tingkat penularan dan kematian turun terus. Di samping itu kita vaksinasi dengan luar biasa. Kita salah satu negara terbaik di dunia, nggak berarti kalau prokes tidak jaga disiplin buat apa. Ayo kembali ke bioskop, tapi tetap disiplin pakai masker dan jaga jarak dijalankan,” ujar Erick.

[Gambas:Video ]

(miq/miq)