Jakarta, Indonesia – Emiten subholding gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), mencatatkan laba bersih di kuartal I-2021 sebesar US$ 61,57 juta atau setara dengan Rp 870 miliar (kurs Rp 14.147/US$), naik 29% dari periode yang sama tahun lalu US$ 47,77 juta.
Pada triwulan I tahun ini, PGN berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 733,15 juta atau setara dengan Rp 10,37 triliun. Dari pendapatan tersebut, PGN mencatat laba operasi sebesar US$ 95,90 juta dan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar US$ 191,24 juta.
Manajemen mengungkapkan perseroan berkomitmen terus mengoptimalkan penyaluran gas bumi di masa pemulihan ekonomi nasional saat ini. Berangkat dari komitmen tersebut, kinerja penjualan gas bumi PGN mengalami peningkatan sejak bulan Januari sampai dengan Maret 2021 di atas target.
Berdasarkan siaran persnya, pencapaian rata-rata penjualan gas bumi PGN Group hingga Maret 2021 sebesar 916 BBTUD (Billion British Thernal Unit per Day) atau meningkat 7,86% di atas target triwulan I 2021.
Baca:Pengusaha Teriak Tak Dapat Harga Gas Murah Jokowi, Kok Bisa? |
Adapun rinciannya, penjualan gas di PGN sebesar 835 BBTUD dan PT Pertagas sebesar 81 BBTUD.
Manajemen PGAS menyatakan, peningkatan didorong oleh pertumbuhan konsumsi gas bumi karena operasional pelanggan mulai rebound di sektor pembangkit listrik dan industri retail. Saat ini PGN telah melayani lebih dari 495.000 pelanggan di sektor rumah tangga, UMKM, industri, dan pembangkit listik.
Sementara itu, posisi keuangan konsolidasian PGN per 31 Maret 2021, tetap menunjukkan posisi keuangan yang terjaga dengan total aset sebesar US$ 7,52 miliar, total liabilitas US$ 4,50 miliar, dan total ekuitas US$ 3,02 miliar serta rasio lancar (perbandingan aset lancar dengan liabilitas jangka pendek) sebesar 1,8 kali.
“Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya masih baik,” kata Direktur Keuangan PGN, Arie Nobelta Kaban, dalam pernyataan resmi, Senin (3/5/2021).
Arie Nobelta mengungkapkan bahwa di triwulan I 2021, PGN masih menghadapi ketidakpastian kondisi global dan nasional akibat pandemi Covid-19, namun PGN tetap dapat menjaga kinerja melalui upaya-upaya strategis yang diambil oleh Perseroan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Syahrial Mukhtar, mengatakan, dengan melihat prospek demand gas bumi yang masih menjanjikan ke depan, di mana sesuai studi diperkirakan akan ada peningkatan permintaan sampai sekitar 550 juta ton per tahun pada tahun 2030, PGN akan berupaya untuk meningkatkan ekspansi bisnis LNG termasuk LNG Retail.
“PGN memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola bisnis gas nasional untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. LNG akan berperan semakin besar untuk menjaga kehandalan pasokan gas untuk konsumen,” imbuh Syahrial Mukhtar.
PGN akan membangun infrastruktur dan aset-aset yang dibutuhkan untuk mengelola LNG retail. Untuk pasar domestik, bisnis LNG akan memiliki kontribusi besar melalui proyek konversi BBM ke LNG untuk pembangkit listrik PLN dan wilayah-wilayah yang belum terjangkau pipa gas khususnya di wilayah timur Indonesia.
Untuk pasar luar negeri, perusahaan juga tengah melakukan pendekatan dengan pemain LNG di negara-negara target yaitu Filipina, Myanmar, Vietnam dan Thailand.
“Selain potensi bisnis LNG, PGN akan berperan aktif mendukung program RDMP Kilang salah satunya dengan membangun fasilitas Small Land-Based LNG Regasification Terminal di Cilacap yang diestimasikan dapat menghasilkan volume ramp up sampai dengan 111 MMSCFD [Juta Standar Kaki Kubik per Hari],” papar Syahrial.
Dalam jangka menengah, PGN tengah membangun infrastruktur Pipa Gas Senipah-Balikpapan untuk memenuhi kebutuhan Kilang Balikpapan.
Pipa Senipah-Balikpapan diestimasikan dapat mendukung penyaluran gas yang efisiensi untuk kilang dengan volume ramp up sampai 194 MMSCFD. Kedua infrastruktur gas untuk Kilang tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2023.
“PGN juga berupaya melakukan efisiensi beban operasional di berbagai proses bisnis. Selain itu untuk menjaga likuiditas perusahaan manajemen mengambil kebijakan realisasi capital expenditure [belanja modal, capex] dilakukan secara selektif/prioritisasi,” ujar Arie.
Grup PGN di tahun 2021 ini juga akan menyelesaikan pembangunan Pipa Minyak Rokan sepanjang ± 367 KM dengan diameter 4-24 inchi di koridor Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai, Wilayah Kerja Rokan.
Diharapkan proyek tersebut akan menjadi salah satu sumber pendapatan jangka panjang yang berpotensi menyalurkan minyak 200.000 – 265.000 BPOD dan tentunya merupakan komitmen dalam menjaga efisiensi penyaluran salah satu backbone migas nasional.
Arie melanjutkan, PGN juga terus melakukan evaluasi terhadap pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang sedang direncanakan maupun sudah dibangun. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap proyek mampu meraih skala ekonomi yang optimal dengan pembiayaan yang efisien.
“Gejolak perekonomian yang dipicu oleh pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal 2020 telah mengajarkan PGN untuk tetap fokus memperkuat fundamental bisnis. Namun, kami optimis mampu melewati berbagai tantangan ini dan menjadikan PGN semakin kuat di masa depan,” tutup Arie.
Baca:PGN Optimalkan Gas Bumi Untuk Transisi ke Renewable Energy |
[Gambas:Video ]
(tas/tas)