Jakarta, Indonesia – Rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) yang akan dilakukan oleh raksasa startup di Indonesia berpotensi berdampak negatif ke beberapa sektor industri. Hal ini sudah sudah terjadi di Amerika Serikat dan China, kemungkinan akan terjadi di pasar saham domestik.
Pengamat Startup Yuswohady mengatakan perkemabangan industri digital di Indonesia diperkirakan tidak akan berbeda jauh dengan AS dan China. Pasar saham berpotensi dikuasai saham-saham dari sektor teknologi dari berbagai macam startup.
“Dengan merjer Gojek-Tokopedia, kini mulai tergambar jelas bagaimana wajah pasar digital Indonesia. Kira-kira tak beda jauh dari di AS di mana kue pasar dikuasai ‘The Big Four’ (Google, Amazon, Facebook, Apple). Atau di China yang dikuasai ‘The Big Five’ (Alibaba, Tencent, Baidu, ByteDance, JD),” tulis Yuswohady, dikutip Senin (24/5/2021).
Dia menyebut, munculnya raksasa macam ini juga akan munculnya perusahaan teknologi raksasa yang dinilai akan ‘mengebiri’ startup-startup lain dengan cara mencaploknya dan memasukkannya dalam ekosistem bisnisnya. Jika menolak, maka para raksasa ini akan melakukan kloning startup tersebut sehingga lama-lama mematikannya.
Pilihan Redaksi
|
Tujuannya dilakukan kegiatan seperti ini adalah untuk memperbesar kapitalisasi pasar (market cap) perusahaan dan memperbesar bisnisnya. Dalam industri venture capital fenomena ini dikenal sebagai kill zone dengan melakukan predatory tactics.
Pakar pemasaran ini mencontohkan seperti yang terjadi pada Facebook yang mencaplok Whatsapp serta Instagram. Snapchat malah menolak untuk dicaplok sehingga Facebook mengkloning fitur dari aplikasi ini di dua startup lain yang dicaploknya dan kemudian perlahan mematikan Snapchat.
Lainnya seperti yang dilakukan oleh Google terhadap Picasa, yang kemudian mengganti namanya menjadi Google Photo.
“Gampang ditebak, predatory tactics ‘eat and kill’ inilah yang bakal dijalankan GoTo untuk menggurita dan mengerek market cap,” tulis Mantan Sekretaris Jenderal Indonesia Marketing Association (IMA) ini
“Praktek ini akan menjadi mimpi buruk bagi tumbuh dan berkembangnya startup di Indonesia. Ia akan mengebiri perkembangan startup.”
“Ia akan menciptakan kill zone yaitu zona or area bisnis yang tak mungkin dimasuki startup baru karena pasti terkena praktek predatory mereka. Semakin menggurita, maka kill zone kian luas sehingga tak ada ruang bagi startup untuk hidup dan berkembang,” tandasnya.
[Gambas:Video ]
(hps/hps)