Jakarta, Indonesia – Rupiah membukukan penguatan harian terbesar dalam 4 bulan terakhir melawan dolar Amerika Serikat (AS) Kamis kemarin. Sehingga, pada perdagangan Jumat (6/5/2021) rupiah hampir pasti membukukan penguatan 3 pekan beruntun.
Rupiah kemarin mengakhiri perdagangan di Rp 14.315/US$, menguat 0,8% di pasar spot. Level tersebut merupakan yang terkuat sejak 8 Maret lalu. Persentase penguatan tersebut merupakan yang terbesar sejak 4 Januari, saat itu rupiah melesat 1,1%. Sepanjang pekan ini rupiah sudah menguat 0,87%, sementara dua pekan sebelumnya masing-masing 0,55% dan 0,27%.
Aliran modal mulai masuk ke pasar finansial Indonesia belakangan ini membuat rupiah perkasa. Di pasar saham, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 321 miliar, kemarin juga terjadi hal yang sama senilai Rp 201 miliar di pasar reguler.
Di pasar obligasi, melansir data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, sepanjang bulan April terjadi capital inflow di pasar obligasi sebesar Rp 13,2 triliun. Sementara pada periode 1 sampai 4 Mei capital inflow tercatat Rp 1,16 triliun.
Pada perdagangan hari ini peluang berlanjutnya penguatan rupiah cukup besar, sebab indeks dolar AS kemarin jeblok 0,39% dan berlanjut 0,03% pagi ini.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini berada di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari dan MA 200 hari, yang tentunya memberikan momentum penguatan.
Rupiah mampu menguat sejak pertengahan April lalu setelah munculnya stochastic bearish divergence. Stochastic dikatakan mengalami bearish divergence ketika grafiknya menurun, tetapi harga suatu aset masih menanjak.
Munculnya stochastic bearish divergence kerap dijadikan sinyal penurunan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR bergerak turun, atau rupiah akan menguat.
![]() Foto: Refinitiv |
Pada grafik harian, Stochastic belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold), yang membuka ruang penguatan lebih lanjut.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Support terdekat kini berada di kisaran Rp 14.300 hingga Rp 14.290/US$. Jika mampu ditembus, Mata Uang Garuda berpotensi menguat menuju Rp 14.230/US$ (MA 200).
Sementara jika tertahan di atas support, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.350, sebelum menuju Rp 14.370 hingga Rp 14.380/US$ (MA 200).
TIM RISET INDONESIA
[Gambas:Video ]
(pap/pap)