Jakarta, Indonesia – Bursa Asia dibuka menguat pada Senin (8/3/2021), seiring dari menguatnya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan lalu akibat data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan angka positif.
Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 1,18%, Hang Seng Hong Kong menguat 0.91%, Shanghai Composite China tumbuh 0,79%, Straits Times Index (STI) Singapura meroket 2,09%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,75%.
Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street mengakhiri pekan lalu dengan gemilang, setelah data pekerjaan pada Februari 2021 menunjukan hasil yang positif.
Indeks Dow Jones melesat 1,85% ke level 31.496,30, S&P 500 melejit 1,95% ke 3.841,94 dan Nasdaq Composite melonjak 1,55% ke 12.920,15.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa ada 379.000 gaji baru yang dicetak pada Februari. dan angka pengangguran anjlok jadi 6,2%.
Angka ini melampaui ekspektasi ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka 210.000, setelah Januari hanya mencetak 49.000 gaji baru.
Adapun sentimen dari AS pada hari ini hingga beberapa hari kemudian adalah keputusan Senat AS untuk meloloskan bantuan fiskal jumbo senilai US$ 1,9 triliun yang diusulkan oleh Joe Biden.
Hasil pemungutan suara atas paket stimulus itu menunjukkan hasil 50-49, sebuah hasil dramatis mengingat Partai Republik mempertanyakan perluasan paket tersebut.
Setelah ini, Kongres yang dikuasai Partai Demokrat akan mengesahkan paket itu per Selasa (9/3/2021) waktu setempat. Setelah itu, pengesahan akan dikirimkan kepada Biden untuk ditandatangani sebelum batas waktu 14 Maret 2021 demi memperbarui program bantuan sebelumnya.
Sebagai gambaran, beleid itu meliputi bantuan langsung kepada masyarakat hingga US$ 1.400 (setara Rp 20,1 juta), bantuan pengangguran senilai US% 300 (setara Rp 4,3 juta), dan perluasan child tax kepada anak-anak selama satu tahun.
Paket itu juga berisi pendanaan distribusi dan pengujian vaksin Covid-19, bantuan ongkos sewa untuk rumah tangga yang kesulitan, dan biaya pembukaan sekolah tatap muka.
Persetujuan Senat menunjukkan inisiatif legislatif pertama Biden mendekati hasil. Di kala Partai Demokrat dan beberapa ekonom mengkritik ruang lingkup paket, Demokrat menyatakan diperlukan tindakan tegas demi percepatan pemulihan ekonomi.
Semakin mulusnya jalan stimulus bakal menjadi sentimen positif untuk aset-aset berisiko seperti saham. Namun di saat yang sama ada yang harus diwaspadai. Banjir likuiditas dan kebijakan makroekonomi yang akomodatif akan mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat.
Ketika roda ekonomi sudah mulai pulih maka ada kemungkinan saham-saham teknologi bakal dilepas mengingat akan ada rotasi saham dari sektor yang diuntungkan kala pandemi ke sektor-sektor ekonomi dalam kondisi normal.
TIM RISET INDONESIA
[Gambas:Video ]
(chd/chd)