Jakarta, Indonesia – Sesuai perkiraan pasar, geng bank sentral di MH Thamrin alias para Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level terendah sepanjang masa.
Rupiah pun dibuat happy jadinya. Mata uang rupiah menguat 0,17% dan stabil hingga perdagangan kemarin lusa berakhir (Selasa, 25/5). Pada penutupan pasar untuk US$ 1 dibanderol di Rp 14.325 di arena pasar spot. Sementara perdagangan kemarin pasar keuangan diliburkan seiring dengan Hari Raya Waisak.
Rapat Dewan GubernurBI pada 24-25 Mei 2021 memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.
Sebenarnya keputusan BI untuk menahan suku bunga acuan sudah diprediksi oleh pasar.Untuk bulan Mei ini, konsensus yang dihimpun Indonesia terhadap 10 ekonom di institusi yang berbeda menunjukkan bahwa BI bakal menahan suku bunga acuan
Selisih (spread) suku bunga antara AS dan Indonesia yang masih terpaut 350 basis poin serta tingkat inflasi di Indonesia yang masih lebih rendah dibandingkan dengan AS untuk bulan April lalu (1,42% yoy vs 4,2% yoy) seharusnya mendukung penguatan nilai tukar rupiah.
Perbedaan suku bunga yang masih lebih tinggi di Indonesia dengan inflasi yang lebih rendah membuat aset-aset keuangan dalam negeri menjadi lebih menarik. Imbal hasil riil obligasi pemerintah yang menjadi benchmark juga tetap positif.
Baca:ANTM Kegeser! 10 Saham Ini Paling Favorit Trading Sebulan |
Hal tersebut mendukung terjadinya aliran modal masuk asing (capital inflow) yang menjadi salah satu motor penggerak rupiah ketika dilihat dari sisi fundamentalnya seperti transaksi berjalan dan pertumbuhan ekonomi-nya rapuh.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan rupiah dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, rupiah berada di area batas tengah maka pergerakan rupiah selanjutnya cenderung terapresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 14.400. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 14.200.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 38 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan rupiah berpeluang menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan rupiah selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET INDONESIA
Baca:Ngikut GoTo, Tiket.com Milik Grup Djarum Siap IPO di Bursa |
[Gambas:Video ]
(trp/trp)