Jakarta, Indonesia – Indonesia hingga saat ini memiliki tiga jenis vaksin yakni Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm. AstraZeneca cukup menjadi bahan perbincangan sejak kedatangannya di tanah air, mulai dari isu pembekuan darah hingga pemerintah Indonesia melakukan penghentian satu batch vaksin tersebut demi kehati-hatian.
AstraZeneca dikirim melalui Covac Facility yang sejauh ini sudah memiliki 6.410.510 dosis di Indonesia per tanggal 9 Mei 2021. Kedatangannya di tanah air sudah tiga kali masih jauh jika dibandingkan dengan Sinovac yang menjadi delapan kali.
“Jika kita hitung keseluruhan dengan tibanya vaksin di pagi ini, Indonesia sudah mengamankan 75.910.500 dosis vaksin, rinciannya Sinovac 68.500.000 dosis, Astrazeneca dari Covac 6.410.500 dosis, kemudian Sinopharm 1 juta dosis,” kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi saat menerima kedatangan vaksin awal Mei lalu.
Kedatangannya pertama kali pada 8 Maret 2021 yakni sebanyak 1.113.600 dosis. Serta untuk kedua kalinya adalah 3.852.000 vaksin pada 26 April 2021. Terakhir AstraZeneca yang datang ke tanah air mencapai lebih dari 1,4 juta dosis vaksin.
Pilihan Redaksi
|
Kedatangan batch kedua sebenarnya sempat tertunda hingga awal bulan Mei. Namun akhirnya bisa didatangkan 3,8 juta dosis dari komitmen 11 juta dosis yang seharusnya datang.
“3,8 juta vaksin AstraZeneca yang kita tahu awalnya ditunda rencananya itu baru akan dikirimkan bulan Mei. Tapi kita melihat tadi pak menteri (Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin) menyampaikan bahwa dengan upaya yang dilakukan bapak presiden bersama dengan ibu menlu dan bapak menkes sehingga kemudian di akhir April bisa dikirimkan setidaknya sebagian dari komitmen 11 juta yang seharusnya diterima sampai Mei,” kata Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi pada akhir April lalu.
Pada batch pertama, vaksin AstraZeneca diberikan kepada tujuh provinsi dan TNI-Polri. Sehingga batch kedua akan dikirimkan untuk antisipasi dosis kedua AstraZeneca, ungkap Siti Nadia.
Sementara itu sisa vaksin akan diberikan pada daerah lainnya. Penentuannya berdasarkan kebutuhan dan kecepatan penyuntikan dosis vaksin dengan mengutamakan daerah dengan stok sedikit.
Dihentikan Sementara
Namun akhirnya salah satu batch yakni CTMAV 547 dihentikan penggunaanya di Indonesia. Ini karena ditemukan dua kasus kematian pada penerima vaksin di wilayah DKI Jakarta.
Siti Nadia mengungkapkan batch tersebut sebanyak 448.440 dosis dan didistirbusikan pada TNI serta Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Sulawesi Utara. Jumlah itu termasuk dalam 3,8 juta dosis yang diterima Indonesia pada 26 April 2021.
Ketiga institusi juga telah melakukan koordinasi sesuai permintaan Badan POM, untuk menunggu hasil uji laboratorium pada vaksin AstraZeenca.
“Maka distribusi dan penggunaan Vaksin AstraZeneca dengan Batch itu untuk sementara ditunda dulu penggunaanya,” ujarnya dalam Program Profit Indonesia, Senin (17/5/2021).
Hingga saat ini investigasi masih dilakukan. Pengecekan penyebab kematian juga bisa dengan otopsi dan mempelajari riwayat penyakit medis penerima vaksin.
Selain itu juga dapat dilakukan pengecekan kondisi terakhir penanganan pada rumah sakit. Belum bisa memastikan apakah berhubungan dengan AstraZeneca dan apakah penyebab kematian sendiri masih dalam proses investigasi,” ujar Siti Nadia.
Walaupun ada yang dihentikan penggunaan, Siti Nadia mengatakan masyarakat tak perlu ragu. Sebab batch lainnya masih dalam kondisi baik dan aman digunakan.
“Sementara batch lainnya kondisinya baik dan aman untuk digunakan. Proses vaksinasi dengan AstraZeneca akan dilakukan dengan Batch yang lain,” kata dia.
[Gambas:Video ]
(roy/roy)