Daily Berita

Berita Indonesia Terbaru Hari Ini | Today's Latest Indonesia News

Wall Street Menghijau, IHSG Bisa Balik ke 6.000?

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta,  Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menguat di awal perdagangan Senin kemarin berbalik melemah 0,72% di 5.952,597. Pada perdagangan hari ini, Selasa (4/5/2021) risiko berlanjutnya penurunan IHSG masih besar, meski juga ada peluang untuk rebound.

Kemarin sebanyak 190 saham menguat, 307 saham melemah dan 225 sisanya stagnan. Investor asing yang pada sesi pertama membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 7 miliar berbalik menjadi pemborong, dengan pembelian bersih (net buy) Rp 70,7 miliar di pasar reguler.

Tekanan terbesar bagi IHSG datang dari eksternal, yakni memburuknya sentimen pelaku pasar akibat “tsunami” kasus penyakit virus corona (Covid-19) di India.

India kini menjadi hotspot baru penyebaran Covid-19, dan menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua di dunia. Lonjakan kasus di India terjadi setelah dilakukan festival agama serta kampanye politik yang menimbulkan kerumuman. Indonesia kini mulai was-was, sebab di akhir pekan lalu terjadi kerumunan di pasar Tanah Abang.

Hal tersebut masih akan menjadi sentimen negatif di pasar saham, tidak hanya Indonesia tetapi juga secara global.

Sementara itu bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bervariasi pada perdagangan Senin waktu setempat. Indeks Dow Jones dan S&P 500 berhasil mencatat penguatan sementara Nasdaq melemah.

Penguatan Dow Jones dan S&P 500 tersebut bisa memberikan angin segar ke pasar Asia, termasuk ke IHSG.

Secara teknikal, IHSG semakin menjauh dari level 6.000. IHSG juga membentuk pola Descending Triangle, yang merupakan pola bearish atau tren menurun.

IHSG sempat melewati garis atas yang sebenarnya bisa memicu momentum penguatan, sayangnya kembali ke bawahnya dan kembali tertekan.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Sementara Batas bawah pola tersebut berada di kisaran 6.890 yang akan menjadi support kuat.

Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHGS 1 Jam
Foto: Refinitiv 

Sementara stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun meski belum mencapai wilayah oversold.

IHSG sudah berada di dekat support 5.950, jika ditembus ada risiko berlanjutnya penurunan ke kisaran 5.920. Jika level tersebut dilewati, IHSG berisiko merosot ke batas bawah pola Descending Triangle 5.890.

Sementara jika bertahan di atasnya 5.950, IHSG berpeluang naik ke 6.000, sebelum menuju 6.030.

TIM RISET  INDONESIA 

[Gambas:Video ]

(pap/pap)