Jakarta, Indonesia – Bursa Asia dibuka di zona hijau pada perdagangan Selasa (16/3/2021), di tengah penguatan dan kembali terjadinya rekor tertinggi bursa saham Amerika Serikat (AS) pada penutupan Senin (15/3/2021) waktu setempat.
Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka naik tipis 0,03%, Hang Seng Hong Kong dibuka melesat 0,7%, Shanghai Composite China tumbuh 0,14%, Straits Times Index (STI) Singapura terapresiasi 0,24%, dan KOSPI Korea Selatan menguat 0,41%.
Di Asia, data ekonomi ekspor-impor di Korea Selatan untuk periode Februari 2021 telah dirilis pada pagi hari ini.
Berdasarkan data dari Trading Economics, indeks harga ekspor Negeri Ginseng pada Februari 2021 tercatat tumbuh 2,1 poin menjadi 0,2% secara year-on-year (YoY) atau lebih baik dari periode Februari 2020 yang sebesar -1,9%.
Adapun indeks harga impor Negeri Ginseng walaupun masih berada di zona negatif namun tumbuh lebih baik, yakni naik 5 poin menjadi -0,8% (YoY).
Beralih ke Negeri Paman Sam (AS), bursa saham Wall Street ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (15/3/2021) waktu AS atau Selasa dini hari waktu Indonesia.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,53% ke level 32.953,46, S&P 500 tumbuh 0,65% ke 3.968,94 dan Nasdaq Composite berbalik melesat 1,05% ke 13.459,71, setelah sebelumnya pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup ambles.
Baca:Simak 8 Informasi Ini, Penting Buat Anda Sebelum Cari Cuan |
Indeks saham teknologi, Nasdaq, bertambah 139,8 poin (+1,05%) ke 13.459,71. Beda dari kemarin-kemarin, saham teknologi dan saham siklikal (yang mendapatkan berkah dari pemulihan ekonomi) kompak menguat dan menjadi penggerak indeks.
Pasalnya, imbal hasil (yield) obligasi acuan AS surut ke level 1,6%, dari posisi akhir pekan lalu pada 1,64%. Selama ini saham teknologi tertekan oleh kabar kenaikan imbal hasil, karena sifat bisnis mereka yang padat modal dan rutin menerbitkan obligasi.
Kemajuan vaksinasi di AS menjadi kabar positif bagi saham siklikal.
“Distribusi vaksin Covid-19 mendekatkan kita pada pembukaan ekonomi secara penuh dan sepertinya menjadi faktor terpenting dalam mengukur prospek pertumbuhan ekonomi 2021,” tutur LPL Financial dalam laporan riset yang dikutip International.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa semua warga dewasa di AS akan mendapatkan vaksinasi selambat-lambatnya pada 1 Mei, dan bahkan menargetkan aktivitas kerumunan bisa dimulai berbarengan dengan peringatan Hari Kemerdekaan AS tanggal 4 Juli.
Pelaku pasar juga memantau hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) pada 16 dan 17 Maret dengan agenda penentuan suku bunga acuan. Pasar obligasi memantau hasil rapat itu, karena bisa memengaruhi tingkat imbal hasil mereka.
Menyusul pengesahan stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun, termasuk di antaranya bantuan langsung tunai (BLT) senilai US$ 1.400 ke warga AS, The Fed diprediksi akan lebih optimistis dan menaikkan target pertumbuhan ekonomi 2021.
TIM RISET INDONESIA
[Gambas:Video ]
(chd/chd)